AS Dituduh Gila-gilaan Curi Minyak Suriah, Sebanyak 35 Tanker Dibawa Pergi

Senin, 17 Juli 2023 - 08:27 WIB
loading...
A A A
Damaskus menghitung tahun lalu bahwa sektor energi negara telah menderita kerugian sekitar USD107 miliar antara tahun 2011 hingga 2022, dengan kerusakan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan AS, pengeboman koalisi, eksploitasi dan pencurian yang tidak pantas serta penjarahan oleh pasukan teroris dan separatis.

AS mengoperasikan sekitar selusin pangkalan militer di Suriah, semuanya tanpa izin dari pemerintah Damaskus yang diakui secara internasional.

Diperkirakan 90 persen sumber minyak dan gas Suriah terkonsentrasi di sebelah timur Sungai Efrat di daerah yang dikuasai AS dan sekutu Kurdinya.

Sebelum "perang kotor" CIA melawan Suriah dimulai pada tahun 2011, negara tersebut bukanlah pengekspor energi utama, tetapi memiliki cukup minyak dan gas untuk menikmati swasembada dan bahkan mendapatkan pendapatan ekspor yang tidak seberapa.

Namun, pendudukan AS atas sepertiga negara itu, yang juga mencakup sebagian besar lahan pertaniannya yang paling subur, telah mengubah Suriah menjadi pengimpor bersih energi dan makanan, dengan bantuan Iran dan Rusia.

Pasukan AS mulai menggali sumber minyak di Suriah pada 2016-2017, di mana Donald Trump—saat berkuasa sebagai presiden—menyatakan berulang kali bahwa Amerika akan "menyimpan minyak" dan mempertahankan tentaranya di tanah di Suriah hanya untuk minyak.

Gedung Putih era Presiden Joe Biden mengklaim pasukan AS tetap berada di Suriah dengan klaim untuk mencegah kebangkitan ISIS. Pemerintah Biden belum berkomentar atas tuduhan pasukannya mencuri minyak Suriah secara besar-besaran.
(mas)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)