Tetangga Indonesia Ini Akui Rumit Memasok Ukraina dengan Jet Tempur F-18
loading...
A
A
A
VILNIUS - Australia, negara tetangga Indonesia, ragu dengan sebuah proposal untuk mendukung militer Ukraina dengan jet tempur F-18 bekas. Menurut Canberra, langkah memasok jet tempur untuk melawan Rusia merupakan hal yang rumit.
Australia menggenjot dukungannya untuk Ukraina di sela-sela KTT NATO di Lithuania semalam, berjanji untuk mengirim armada tambahan 30 kendaraan infanteri lapis baja Bushmaster dengan biaya USD67 juta.
Tetapi Kyiv juga bertanya kepada Australia tentang kondisi puluhan pensiunan jet tempur F-18, yang dapat memberikan dorongan besar terhadap kekuatan Angkatan Udara Rusia.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan percakapan tentang penyediaan pesawat tempur ke Ukraina sedang berlangsung, tetapi jauh lebih rumit daripada bentuk dukungan militer lainnya.
“Pesawat menjadi pertanyaan yang jauh lebih rumit,” katanya kepada ABC, yang dilansir Kamis (13/7/2023).
“Situasi seputar pesawat cukup rumit, tetapi kami akan terus melakukan pembicaraan dengan Ukraina terkait hal itu," katanya lagi.
“Apa yang kami berikan, dan apa yang kami lakukan, harus praktis dan perlu membuat perbedaan," ujarnya.
Duta Besar Ukraina untuk Australia Vasyl Myroshnychenko mengatakan pada bulan Juni bahwa Kyiv tertarik dengan pesawat F-18 bekas pakai Angkatan Udara Australia.
“Ada permintaan informasi,” kata Myroshnychenko. “Ukraina sedang melihat kemampuan jet tempur, termasuk yang ini.”
Armada 71 unit F-18 Angkatan Udara Australia dipensiunkan antara 2019 hingga 2021, memberi jalan bagi jet tempur siluman F-35 untuk menggantikan mereka.
Analis militer memperkirakan bahwa sekitar 40 unit jet tempur F-18 saat ini disimpan di gudang, meskipun tidak jelas berapa banyak yang siap terbang.
Ukraina saat ini memiliki sekitar 82 unit jet tempur dan pesawat serang, menurut publikasi International Institute for Strategic Studies’ Military Balance
Kesepakatan apa pun untuk mengirim pesawat tempur ke Ukraina akan membutuhkan perselisihan diplomatik dan logistik dalam jumlah besar dan tidak mungkin tercapai dengan cepat.
Awal pekan ini, Australia mengumumkan akan mengerahkan sementara pesawat pengintai E-7A Wedgetail ke Jerman selama enam bulan, yang akan memantau jalur pasokan yang menuju ke Ukraina.
Australia menggenjot dukungannya untuk Ukraina di sela-sela KTT NATO di Lithuania semalam, berjanji untuk mengirim armada tambahan 30 kendaraan infanteri lapis baja Bushmaster dengan biaya USD67 juta.
Tetapi Kyiv juga bertanya kepada Australia tentang kondisi puluhan pensiunan jet tempur F-18, yang dapat memberikan dorongan besar terhadap kekuatan Angkatan Udara Rusia.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan percakapan tentang penyediaan pesawat tempur ke Ukraina sedang berlangsung, tetapi jauh lebih rumit daripada bentuk dukungan militer lainnya.
“Pesawat menjadi pertanyaan yang jauh lebih rumit,” katanya kepada ABC, yang dilansir Kamis (13/7/2023).
“Situasi seputar pesawat cukup rumit, tetapi kami akan terus melakukan pembicaraan dengan Ukraina terkait hal itu," katanya lagi.
“Apa yang kami berikan, dan apa yang kami lakukan, harus praktis dan perlu membuat perbedaan," ujarnya.
Duta Besar Ukraina untuk Australia Vasyl Myroshnychenko mengatakan pada bulan Juni bahwa Kyiv tertarik dengan pesawat F-18 bekas pakai Angkatan Udara Australia.
“Ada permintaan informasi,” kata Myroshnychenko. “Ukraina sedang melihat kemampuan jet tempur, termasuk yang ini.”
Armada 71 unit F-18 Angkatan Udara Australia dipensiunkan antara 2019 hingga 2021, memberi jalan bagi jet tempur siluman F-35 untuk menggantikan mereka.
Analis militer memperkirakan bahwa sekitar 40 unit jet tempur F-18 saat ini disimpan di gudang, meskipun tidak jelas berapa banyak yang siap terbang.
Ukraina saat ini memiliki sekitar 82 unit jet tempur dan pesawat serang, menurut publikasi International Institute for Strategic Studies’ Military Balance
Kesepakatan apa pun untuk mengirim pesawat tempur ke Ukraina akan membutuhkan perselisihan diplomatik dan logistik dalam jumlah besar dan tidak mungkin tercapai dengan cepat.
Awal pekan ini, Australia mengumumkan akan mengerahkan sementara pesawat pengintai E-7A Wedgetail ke Jerman selama enam bulan, yang akan memantau jalur pasokan yang menuju ke Ukraina.
(mas)