Kerusuhan Prancis Makin Menjadi-jadi, Nenek Nahel: Berhenti Rusuh!

Senin, 03 Juli 2023 - 09:58 WIB
loading...
A A A
Pembunuhan terhadap Nahel telah menghidupkan kembali tuduhan rasisme institusional yang sudah berlangsung lama di dalam kepolisian Prancis, yang menurut kelompok hak asasi manusia (HAM) menargetkan minoritas.

Berusaha untuk memadamkan apa yang telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Macron sejak dia menjabat pada tahun 2017, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan telah mengerahkan 45.000 polisi hingga hari ini, jumlah yang sama dengan dua malam sebelumnya.

Kementerian itu mengatakan 719 orang ditangkap dalam semalam, sekitar setengah dari jumlah malam sebelumnya.

Bentrokan sengit dilaporkan terjadi di beberapa tempat, termasuk kota selatan Marseille.

Para politisi mengutuk serangan di rumah Vincent Jeanbrun, Wali Kota L'Hay-les-Roses di luar Paris, di mana penyerang menabrakkan mobil yang terbakar ke rumahnya dengan tujuan untuk membakarnya.

Istri dan anak Jeanbrun, yang berusia lima dan tujuh tahun, berada di rumah sementara wali kota tersebut berada di balai kota untuk menangani kerusuhan.

Menurut jaksa setempat, istri wali kota terluka parah karena mengalami patah kaki.

Jaksa telah membuka penyelidikan percobaan pembunuhan. "Tadi malam kengerian dan aib mencapai level baru," kata wali kota dalam sebuah pernyataan.

“Situasinya jauh lebih tenang secara keseluruhan," imbuh Perdana Menteri Elisabeth Borne kepada wartawan saat dia mengunjungi L’Hay-les-Roses.

“Tapi tindakan seperti yang kita lihat pagi ini di sini sangat mengejutkan. Kami tidak akan membiarkan kekerasan berlalu tanpa dihukum," katanya, mendesak agar para pelaku diberi sanksi tertinggi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0954 seconds (0.1#10.140)