Pakar: Bos Wagner Seperti Orang Mati Berjalan usai Kudeta Rusia Gagal

Selasa, 27 Juni 2023 - 15:00 WIB
loading...
A A A
Sumber yang dikutip Meduza—media oposisi Rusia—menduga bahwa keputusan Prigozhin untuk tiba-tiba berbalik juga dipicu oleh fakta bahwa Wagner tidak menerima dukungan yang diharapkan dari tentara Rusia, di mana Prigozhin awalnya mengeklaim bahwa "setengah" pasukan Kremlin akan memihaknya pada aksinya Jumat malam.

Prediksi itu gagal menjadi kenyataan pada hari Sabtu, di mana para tentara Wagner Group berkonvoi sendirian sebelum setuju untuk berhenti sekitar 120 mil di luar Moskow.

Bremmer mencatat bahwa kurangnya dukungan untuk Wagner menunjukkan bahwa meskipun dipermalukan oleh kudeta, Putin masih memiliki kekuasaan yang besar di Rusia.

“Sementara Putin diuji secara belum pernah terjadi sebelumnya, tidak ada satu pun pembelotan tingkat tinggi dari militer Rusia, dari pemerintah Rusia atau di antara oligarki Rusia—jadi siapa pun yang percaya bahwa Putin tiba-tiba di ambang meninggalkan kekuasaan, juga perlu menyadari bahwa itu bukan di mana kita berada,” katanya.

Prigozhin memecah kesunyiannya hari Senin dengan mengeklaim bahwa pemberontakan itu sebenarnya tidak lebih dari protes yang ditujukan terhadap Kementerian Pertahanan Rusia, yang menurutnya berusaha untuk membubarkan kelompoknya dan mengatur serangan yang menewaskan 30 tentara bayarannya.

“Kami memulai pawai kami karena ketidakadilan,” kata Prigozhin dalam rekaman audio berdurasi 11 menit.

"Kami pergi untuk menunjukkan protes kami dan bukan untuk menggulingkan kekuasaan di negara ini."

Sebagai bagian dari pemberontakan, Prigozhin menuntut agar Moskow memberhentikan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, serta mengizinkan Wagner untuk bertugas secara mandiri dari Kremlin dan menerima dana tambahan.

Meduza melaporkan Kremlin memandang tuntutan itu tidak jelas dan aneh dan bahwa harapan apa pun yang akan dipatuhi hancur karena konsekuensi pemberontakan, yang membuat Prigozhin kehilangan tempat di Rusia.

Prigozhin diduga menyetujui kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang akan membuatnya diasingkan ke Belarusia karena dia dan orang-orangnya akan diampuni.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1652 seconds (0.1#10.140)