PBB: Puluhan Juta Orang Kelaparan Jika Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam Berakhir

Selasa, 27 Juni 2023 - 04:00 WIB
loading...
PBB: Puluhan Juta Orang...
Ilustrasi
A A A
JENEWA - Berakhirnya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam akan menghantam wilayah Tanduk Afrika dengan keras, kata pejabat bantuan PBB pada Senin (26/6/2023). PBB juga memperingatkan bahwa kenaikan harga pangan lainnya akan menambah puluhan juta orang yang menghadapi kelaparan.

Moskow telah mengancam untuk meninggalkan kesepakatan yang dikenal sebagai inisiatif biji-bijian Laut Hitam - yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli tahun lalu - jika hambatan pengiriman biji-bijian dan pupuknya sendiri tidak dihilangkan. Seorang utusan Ukraina mengatakan, dia 99,9 persen yakin Rusia akan berhenti ketika muncul pembaruan pada 18 Juli.



Kelaparan di beberapa bagian Tanduk Afrika dapat dihindari tahun ini karena musim hujan, yang diproyeksikan akan gagal selama lima tahun berturut-turut. Tetapi, pejabat bantuan mengatakan, sekitar 60 juta orang masih rawan pangan di tujuh negara Afrika timur dan khawatir tentang dampak pukulan lebih lanjut.

“Inisiatif Laut Hitam yang tidak diperbarui akan benar-benar memukul Afrika Timur dengan sangat, sangat keras,” Dominique Ferretti, Petugas Darurat Senior Program Pangan Dunia, mengatakan pada pengarahan di Jenewa.

"Ada sejumlah negara yang bergantung pada gandum Ukraina dan tanpanya kita akan melihat harga pangan yang jauh lebih tinggi," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.

“WFP berusaha untuk memposisikan makanan sebanyak mungkin dan akan dipaksa untuk mencoba mengganti pemasok jika kesepakatan itu dibatalkan,” tambah Ferretti.



Brenda Lazarus dari Organisasi Pangan dan Pertanian, mengatakan bahwa pola makan di Somalia, Sudan Djibouti dan Eritrea difokuskan pada gandum dan setiap perubahan akan "sangat lambat".

Data PBB menunjukkan bahwa sekitar 700.000 ton telah dikirim ke Kenya dan Ethiopia sejak kesepakatan Laut Hitam dimulai. Sementara itu hanya sekitar 2 persen dari total volume, kawasan ini juga telah dilanda lonjakan harga gandum sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, meskipun harga telah turun sejak itu.

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, sekitar 10,4 juta anak menghadapi kekurangan gizi akut dan melaporkan tingkat masuk tertinggi ke fasilitas medis dalam tiga tahun terakhir di Somalia, Sudan Selatan dan sebagian Kenya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2068 seconds (0.1#10.140)