Mantan Presiden Ukraina Prediksi Hasil Konflik dengan Rusia, ala Israel atau Afghanistan?
loading...
A
A
A
KIEV - Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko membayangkan beberapa kemungkinan skenario bagaimana konfrontasi bersenjata negaranya dengan Rusia dapat berakhir.
Poroshenko terpilih pada 2014 setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev tetapi kalah telak di kotak suara lima tahun kemudian oleh Presiden saat ini Volodymyr Zelensky. Poroshenko yakin ada tiga cara permusuhan bisa berakhir.
“Kemenangan, solusi Israel, dan solusi Afghanistan,” ujar mantan pemimpin itu dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera yang diterbitkan pada Senin (5/6/2023).
Skenario “kemenangan” melibatkan pengusiran pasukan Rusia dari wilayah yang diklaim Ukraina sebagai kedaulatannya.
Ini akan mengakibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin kehilangan kekuasaan, prediksi Poroshenko.
“'Solusi Israel' didukung oleh banyak orang yang memberi tahu kita bahwa mereka lelah dengan perang," ujar mantan presiden itu.
“Tetapi menerima aliran bantuan militer yang stabil dari Barat tidak akan cukup, karena kita tidak menghadapi Palestina, tetapi kekuatan nuklir,” papar dia.
“Skenario terakhir melibatkan kekuatan Barat meninggalkan kita seperti yang Anda lakukan di Afghanistan,” ungkap Poroshenko.
Dia mengacu pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan setelah dua dekade pendudukan, dan bertepatan dengan runtuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat pada 2021.
“Jika Ukraina berakhir dengan cara yang sama, Putin akan mengejar Anda,” ujar Poroshenko.
Ukraina telah dibanjiri senjata Barat sejak ketegangan dengan Rusia meningkat menjadi permusuhan terbuka pada Februari 2022.
Moskow berulang kali mengatakan kebijakan ini hanya akan memperpanjang konflik, tetapi tidak akan mengubah hasilnya.
Pemerintah Zelensky telah menyatakan satu-satunya pilihan adalah merebut kembali semua wilayah yang telah hilang sejak 2014. Kiev telah memberlakukan larangan negosiasi dengan Rusia selama Putin masih menjabat.
Poroshenko terpilih pada 2014 setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev tetapi kalah telak di kotak suara lima tahun kemudian oleh Presiden saat ini Volodymyr Zelensky. Poroshenko yakin ada tiga cara permusuhan bisa berakhir.
“Kemenangan, solusi Israel, dan solusi Afghanistan,” ujar mantan pemimpin itu dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera yang diterbitkan pada Senin (5/6/2023).
Skenario “kemenangan” melibatkan pengusiran pasukan Rusia dari wilayah yang diklaim Ukraina sebagai kedaulatannya.
Ini akan mengakibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin kehilangan kekuasaan, prediksi Poroshenko.
“'Solusi Israel' didukung oleh banyak orang yang memberi tahu kita bahwa mereka lelah dengan perang," ujar mantan presiden itu.
“Tetapi menerima aliran bantuan militer yang stabil dari Barat tidak akan cukup, karena kita tidak menghadapi Palestina, tetapi kekuatan nuklir,” papar dia.
“Skenario terakhir melibatkan kekuatan Barat meninggalkan kita seperti yang Anda lakukan di Afghanistan,” ungkap Poroshenko.
Dia mengacu pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan setelah dua dekade pendudukan, dan bertepatan dengan runtuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat pada 2021.
“Jika Ukraina berakhir dengan cara yang sama, Putin akan mengejar Anda,” ujar Poroshenko.
Ukraina telah dibanjiri senjata Barat sejak ketegangan dengan Rusia meningkat menjadi permusuhan terbuka pada Februari 2022.
Moskow berulang kali mengatakan kebijakan ini hanya akan memperpanjang konflik, tetapi tidak akan mengubah hasilnya.
Pemerintah Zelensky telah menyatakan satu-satunya pilihan adalah merebut kembali semua wilayah yang telah hilang sejak 2014. Kiev telah memberlakukan larangan negosiasi dengan Rusia selama Putin masih menjabat.
(sya)