Israel Siapkan Serangan Habis-habisan, Ratusan Ribu Warga Palestina Ketakutan dan Tinggalkan Rafah
loading...
A
A
A
RAFAH - Ratusan ribu warga Palestina ketakutan dan mulai meninggalkan Rafah, Gaza selatan, sejak Sabtu. Itu terjadi setelah militer Zionis Israel mengisyaratkan untuk memulai serangan habis-habisan.
Pada hari yang sama, militer Zionis mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina untuk mengungsi dari Rafah karena serangan besar fase baru segera dimulai.
Menurut laporan The Guardian, Minggu (12/5/2024), jalan-jalan menuju keluar Rafah dipenuhi oleh barisan panjang orang-orang muda dan tua, orang sakit dan orang sehat, yang menaiki truk pick-up yang kelebihan muatan dan mobil-mobil rusak, serta kereta kuda dan troli yang ditarik dengan tangan.
Banyak yang berjalan sambil membawa barang-barang mereka, di bawah terik matahari musim panas. Ada yang didorong dengan kursi roda atau bahkan digendong.
Semakin banyak orang yang meninggalkan Rafah setiap hari sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memerintahkan evakuasi di wilayah timur Rafah sesaat sebelum merebutnya pada hari Selasa dalam apa yang dikatakan IDF sebagai “operasi yang tepat dan terbatas” untuk menghentikan Hamas menyelundupkan senjata atau dana ke Gaza.
Jumlah total orang yang meninggalkan Rafah kini melebihi 280.000, menurut penghitungan pejabat PBB di kota tersebut, dan hampir separuhnya meninggalkan wilayah itu dalam 24 jam terakhir.
Serangan minggu lalu tampaknya hanya merupakan awal dari serangan yang lebih luas yang telah lama dipersiapkan oleh Israel, meskipun berulang kali ada seruan untuk menahan diri dari PBB, lembaga-lembaga kemanusiaan, dan sekutu dekatnya.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak tekanan AS untuk menunda serangan besar-besaran di Rafah, dengan mengatakan bahwa Hamas telah menempatkan sebagian besar pemimpin puncaknya dan sisa pasukannya di sana, sehingga pemerintahan Biden menghentikan pengiriman 3.500 bom.
Pekan lalu Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan “berdiri sendiri” dan berperang dengan “kuku” jika perlu.
Pada hari yang sama, militer Zionis mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina untuk mengungsi dari Rafah karena serangan besar fase baru segera dimulai.
Menurut laporan The Guardian, Minggu (12/5/2024), jalan-jalan menuju keluar Rafah dipenuhi oleh barisan panjang orang-orang muda dan tua, orang sakit dan orang sehat, yang menaiki truk pick-up yang kelebihan muatan dan mobil-mobil rusak, serta kereta kuda dan troli yang ditarik dengan tangan.
Banyak yang berjalan sambil membawa barang-barang mereka, di bawah terik matahari musim panas. Ada yang didorong dengan kursi roda atau bahkan digendong.
Semakin banyak orang yang meninggalkan Rafah setiap hari sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memerintahkan evakuasi di wilayah timur Rafah sesaat sebelum merebutnya pada hari Selasa dalam apa yang dikatakan IDF sebagai “operasi yang tepat dan terbatas” untuk menghentikan Hamas menyelundupkan senjata atau dana ke Gaza.
Jumlah total orang yang meninggalkan Rafah kini melebihi 280.000, menurut penghitungan pejabat PBB di kota tersebut, dan hampir separuhnya meninggalkan wilayah itu dalam 24 jam terakhir.
Serangan minggu lalu tampaknya hanya merupakan awal dari serangan yang lebih luas yang telah lama dipersiapkan oleh Israel, meskipun berulang kali ada seruan untuk menahan diri dari PBB, lembaga-lembaga kemanusiaan, dan sekutu dekatnya.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak tekanan AS untuk menunda serangan besar-besaran di Rafah, dengan mengatakan bahwa Hamas telah menempatkan sebagian besar pemimpin puncaknya dan sisa pasukannya di sana, sehingga pemerintahan Biden menghentikan pengiriman 3.500 bom.
Pekan lalu Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan “berdiri sendiri” dan berperang dengan “kuku” jika perlu.