6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan
loading...
A
A
A
Jawaban dari perspektif AS adalah terus menegaskan haknya untuk berlayar dan terbang di dekat China.
"Partai Komunis China yang berkuasa melihat tindakan AS itu sebagai provokatif dan percaya pengejaran dominasi militer AS adalah penyebab sebenarnya dari bahaya di kawasan itu," kata Tong Zhao, peneliti di Sekolah Urusan Publik dan Internasional Universitas Princeton. "Pejabat China umumnya tidak melihat perilaku China sendiri berkontribusi terhadap risiko," katanya.
“Dan oleh karena itu logika mereka adalah China hanya dapat mengurangi risiko dengan meningkatkan tindakan militernya untuk menghadapi perilaku agresif AS, dan untuk membuat AS benar-benar merasa prihatin tentang insiden. Dan saat itulah AS pada akhirnya akan mengambil tindakan yang diperlukan. langkah-langkah untuk mengurangi risiko," tutur Tong.
Foto/Reuters
Masalah paling krusial adalah kurangnya saluran komunikasi yang dapat diandalkan antara kedua negara yakni AS dan China.
Militer AS telah lama mendorong China untuk membuka jalur komunikasi dengan PLA - baik di tingkat senior maupun bawah - untuk mengurangi risiko kecelakaan menjadi gejolak militer.
Para pemimpin China, sebaliknya, lambat menjalin kontak militer dan cepat menutupnya selama periode ketegangan diplomatik.
China menangguhkan beberapa dialog militer tingkat tinggi dengan Pentagon setelah kunjungan mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan musim panas lalu. Beijing menolak permintaan AS untuk panggilan telepon antara kepala pertahanan kedua negara setelah jatuhnya balon mata-mata China di wilayah udara AS.
Analis mengatakan bahwa China mewaspadai pembicaraan militer yang dapat memberi AS tentang wawasan yang lebih besar tentang operasi PLA. Para pemimpin China juga lebih memilih untuk menjaga agar diskusi AS-China tetap fokus pada masalah perdagangan dan ekonomi.
"Partai Komunis China yang berkuasa melihat tindakan AS itu sebagai provokatif dan percaya pengejaran dominasi militer AS adalah penyebab sebenarnya dari bahaya di kawasan itu," kata Tong Zhao, peneliti di Sekolah Urusan Publik dan Internasional Universitas Princeton. "Pejabat China umumnya tidak melihat perilaku China sendiri berkontribusi terhadap risiko," katanya.
“Dan oleh karena itu logika mereka adalah China hanya dapat mengurangi risiko dengan meningkatkan tindakan militernya untuk menghadapi perilaku agresif AS, dan untuk membuat AS benar-benar merasa prihatin tentang insiden. Dan saat itulah AS pada akhirnya akan mengambil tindakan yang diperlukan. langkah-langkah untuk mengurangi risiko," tutur Tong.
Baca Juga
6. Komunikasi yang Macet
Foto/Reuters
Masalah paling krusial adalah kurangnya saluran komunikasi yang dapat diandalkan antara kedua negara yakni AS dan China.
Militer AS telah lama mendorong China untuk membuka jalur komunikasi dengan PLA - baik di tingkat senior maupun bawah - untuk mengurangi risiko kecelakaan menjadi gejolak militer.
Para pemimpin China, sebaliknya, lambat menjalin kontak militer dan cepat menutupnya selama periode ketegangan diplomatik.
China menangguhkan beberapa dialog militer tingkat tinggi dengan Pentagon setelah kunjungan mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan musim panas lalu. Beijing menolak permintaan AS untuk panggilan telepon antara kepala pertahanan kedua negara setelah jatuhnya balon mata-mata China di wilayah udara AS.
Analis mengatakan bahwa China mewaspadai pembicaraan militer yang dapat memberi AS tentang wawasan yang lebih besar tentang operasi PLA. Para pemimpin China juga lebih memilih untuk menjaga agar diskusi AS-China tetap fokus pada masalah perdagangan dan ekonomi.
(ahm)