6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan

Selasa, 06 Juni 2023 - 15:04 WIB
loading...
6 Pemicu Konfrontasi...
Militer China dan AS kerap saling memprovokasi sehingga bisa memicu perang besar. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Ketika sebuah kapal perang China bermanuver dalam jarak 150 yard (135 meter) dari kapal perusak Amerika Serikat (AS) di Selat Taiwan pada Sabtu (3/6/2023) dan memaksanya untuk melambat, menjadi ketegangan terbaru. Padahal, insiden tersebut terjadi dua kali dalam beberapa hari terakhir di mana China dan A.S bisa mengakibatkan insiden besar.

Akhir bulan Mei lalu, sebuah jet tempur China terbang di depan sebuah pesawat perang AS di atas Laut China Selatan. Itu menuai teguran dari AS. Gedung Putih menuduh China meningkatkan agresivitas. Sedangkan China mengatakan bahwa aktivitas militer AS di perairan internasional sengaja memprovokasi risiko.

Berikut adalah 6 pemicu ketegangan antara militer AS dan China.

1. China Berambisi Memiliki Militer Terbesar dan Terkuat

6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan

Foto/Reuters

Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, China telah memulai apa yang dikatakan para pejabat AS sebagai salah satu pembangunan militer masa damai terbesar dalam sejarah.

Beijing menggunakan kemampuan militer dan kekuatan ekonominya yang berkembang untuk mendorong kembali dominasi militer AS yang telah berlangsung puluhan tahun di Asia. China menganggap AS sebagai orang luar yang ikut campur di wilayah di mana ia melihat dirinya sebagai kekuatan untuk perdamaian dan stabilitas.


2. AS Mengusung Kebebasan Navigasi

Sumber ketegangan yang sudah lama terjadi adalah adalah patroli kebebasan navigasi yang dilakukan AS dan koalisinya. AS dan sekutunya mengarungi kapal angkatan laut melalui Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan. AS mengatakan patroli semacam itu membela hak semua negara untuk berlayar di perairan internasional.

3. Saling Provokasi

6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan

Foto/Reuters

China telah mengeluh tentang kapal dan pesawat AS di Selat Taiwan dan di Laut China Selatan yang dekat dengan pulau-pulau yang dikontrol, diklaim, atau dibangun dan diubah menjadi instalasi militer. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) biasanya mengikuti kapal-kapal AS sebagai bentuk pengusiran dan provokasi.

Beberapa analis mengatakan komandan militer China telah didorong untuk bertindak lebih tegas terhadap kapal dan pesawat militer asing. “Saya pikir apa yang kita lihat kemungkinan adalah dorongan umum, bahkan mungkin skema insentif untuk komandan unit (PLA) untuk menjadi agresif ketika ada kesempatan, yang pada tingkat unit mendorong perilaku yang lebih sembrono,” kata Jennifer Parker, seorang ahli pertahanan di Institut Kebijakan Strategis Australia, dilansir Reuters.

Insiden lain baru-baru ini di Laut China Selatan telah melihat kapal penjaga pantai China mengarahkan "laser tingkat militer" ke kapal Filipina pada Februari. Pada Mei lalu, Vietnam menuntut Beijing memindahkan kapal survei dari perairannya. China mengatakan kedua insiden itu sah dan normal.

4. Gesekan untuk Memicu Perang


"Pendekatan yang dilakukan militer China dan AS bisa berubah menjadi konflik bersenjata," kata Derek Grossman, analis pertahanan senior di RAND Corporation, lembaga kajian berasis di AS AS.

“Menurut pandangan saya, ini adalah skenario nomor 1 yang membawa AS dan China berperang, apalagi Beijing merebut fitur di Laut China Selatan yang disengketakan atau menyerang Taiwan,” katanya.

5. Memiliki Kepentingan Berbeda

6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan

Foto/Reuters

Yang membuat situasi lebih berbahaya adalah pandangan AS dan China yang sangat berbeda tentang sumber masalahnya. AS melihat China mengganggu status quo dengan ancamannya terhadap Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai miliknya, dan klaim teritorialnya atas Laut China Selatan yang kaya sumber daya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Rekomendasi
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
42 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
6 Alasan Ribuan Narapidana...
6 Alasan Ribuan Narapidana Masuk Islam di Penjara AS Setiap Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved