7 Fakta tentang Kemal Kilicdaroglu, Pesaing Erdogan di Pilpres Turki

Senin, 15 Mei 2023 - 15:07 WIB
loading...
7 Fakta tentang Kemal...
Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi, menjadi pesaing utama Presiden Turki Tayyip Erdogan pada pemilu presiden 2023. Foto/Reuters
A A A
ISTANBUL - Selama lebih dari satu dekade, Kemal Kilicdaroglu telah membangun karier politiknya sebagai pemimpin oposisi. Dia memosisikan diri sebagai rival utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dengan karakter yang halus dan berpengalaman dengan birokat, serta ekonomi, Kilicdaroglu menunjukkan dirinya adalah anti-tesis Erdogan. Dia juga berusaha memperkuat citranya sebagai pemimpin yang membawa perubahan dan alternatif bagi Turki yang mengalami krisis ekonomi dan gempa bumi mematikan pada Februari lalu.

Kilicdaroglu maju sebagai kandidat presiden dari aliansi oposisi enam partai yang biasa disebut dengan Table of Six. Dia menjanjikan Turki yang kembali kepada demokrasi parlementer dan mengakhiri sistem presidensial yang dikenalkan Erdogan.

"Kemenangan Kilicdaroglu akan menjadi kemenangan demokrasi di Turki," kata Murat Emir, anggota parlemen dari Partai Republik Rakyat (CHP). "Rezim otoriter akan kalah dan kekuatan dalam demokrasi akan menang sehingga menciptakan harapan di semua negara," tuturnya, dilansir Al Jazeera.

Berikut 7 fakta tentang Kilicdaroglu.



1. Dari Akuntan Menjadi Politikus

7 Fakta tentang Kemal Kilicdaroglu, Pesaing Erdogan di Pilpres Turki

Foto/Reuters

Lahir di Provinsi Tunceli, Turki timur, Kilicdaroglu merintis karier sebagai akuntan pemerintah. Dia bekerja selama 20 tahun
memimpin institute asuransi sosial Turki. Dia meninggalkan karier sipilnya pada 1999 dan bergabung dengan Partai Demokratik Sol (Demokratik Kiri) saat dipimpin Perdana Menteri (PM) Bulent Ecevit.

Pada 1999, dia beralih ke CHP dan masuk parlemen tiga tahun kemudian sebagai deputi untuk Istanbul. Dia membangun reputasi sebagai pejuang yang melawan korupsi. Meskipun gagal dalam pencalonan wali kota Istanbul pada 2009, Kilicdaroglu mendapatkan dukungan untuk memimpin partainya setelah para petinggi terjebak dalam skandal seks.

Selama 13 tahun kepemimpinannya di CHP, partai tertua di Turki, yang didirikan oleh pendiri negara Mustafa Kemal Ataturk, Kilicdaroglu mampu menjauhkan partai tersebut dari akar Kemal. Dia menjadikan CHP sebagai partai berhaluan demokratis sosial untuk meraih dukungan pemilih konservatif yang menjadi basis pendukung Erdogan. Hal itu menjadikan CHP mampu memenangkan pemilu lokal di Istanbul dan Ankara.

Untuk menjauhkan dirinya dari citra birokrat, Kilicdaroglu pernah melakukan Pawai untuk Keadilan dengan berjalan kali dari Ankara ke Istabul sejauh 450 km. Itu sebagai protes terhadap penahanan deputi CHP dan upaya pemerintah mengungkap dalang kudeta 2016.

2. Pengikuti Sekte Alevi

Keyakinan Kilicdaroglu menjadi polemik dan kontroversi di Turki. Itu dikarenakan dia menganut keyakinan Alevi. Alevi merupakan sekte minoritas yang menggabungkan ajaran Islam Syiah, Sufi, dan tradisi Anatolia. Penganut Alevi diperkirakan mencapai 15% dari penduduk Turki.

Mengetahui kalau keyakinannya itu tidak menguntungkan dirinya, Kilicdaroglu jarang berbicara mengenai hal tersebut. Dia selalu berkilah ketika berbicara mengenai hal tersebut. Dia mengklaim bahwa dia berjuang untuk semua penduduk tanpa melihat agam, dan etnik.

3. Kirim Pengungsi ke Negara Asal

Selain menjanjikan demokrasi, Kilicdaroglu ingin mengirim 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki kembali ke negaranya dalam waktu dua tahun. Kebijakan itu mendapatkan dukungan dari mayoritas rakyat Turki yang khawatir dengan banyaknya warga Suriah tinggal di negara tersebut selama bertahun-tahun.

4. Politikus Bersih

Kilicdaroglu dianggap sebagai politikus bersih dan memperjuangkan nilai-nilai anti-korupsi. "Kilicdaroglu menampilkan dirinya sebagai politikus yang kontras dengan Erdogan," kata Soli Ozel, pengamat politik di Universitas Kadir Has, Istanbul. Dia mengatakan Kilicdaroglu bukan politikus yang berkharisma. "Tapi, Kilicdaroglu menjanjikan masa depan yang lebih tenang dan mengutamakan akuntabilitas," tuturnya.

Organisasi anti-korupsi Transparency International menyatakan indeks persepsi korupsi di Turki memang sudah membaik. Tapi, itu justru memburuk dalam tingkat global. "Saya memperkirakan hal itu dikarenakan Kilicdaroglu menjanjikan keadilan dan memberantas korupsi," tutur Ozel.

Hal senada juga diungkapkan Gonul Tol, kepala program Turki di Middle East Institute, think tank berbasis di Washington. "Pendukung Kilicdaroglu selalu menegaskan bahwa dia adalah birokrat yang memiliki etika," katanya, dilansir Channel News Asia. "Dia (Kilicdaroglu) bukan koruptor. Dia tidak mencuri," tuturnya.

5. Dekat dengan AS dan Eropa

Dalam isu internasional, para analis mengatakan negara-negara Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan mudah menemukan berbagai hal yang sama ketika Kilicdaroglu memenangkan pemilu. Maklum, selama pemerintahan Erdogan, AS dan sekutunya kerap bersitegang.



6. Mempersatukan Oposisi

7 Fakta tentang Kemal Kilicdaroglu, Pesaing Erdogan di Pilpres Turki

Foto/Reuters

Kilicdaroglu bukan hanya merepresentasikan CHP, tetapi dia mewakili koalisi partai-partai oposisi penuh warna. Mulai dari sayap kiri, tengah dan sayap kanan dalam perpolikan Turki bersatu mendukung Kilicdaroglu. Itu tidak lain untuk melawan Erdogan.

"Salah satu kegagalan oposisi tidak mampu melawan Erdogan di masa lalu karena tidak adanya persatuan," kata Sinan Ulgen, kepala Center for Economics and Foreign Policy Studies, think tank di Istanbul. Selain itu, Kilicdaroglu juga mendapatkan dukungan dari wali kota populer di Istanbul dan Ankara.

7. Memiliki Momentum
Kilicdaroglu harus berjuang keras untuk mempertahankan momentumnya. Menyusul gempa bumi pada Februari 2023, Kilicdaroglu mengadopsi nada serangan dengan mengonsolidasikan basis pendukungnya.

"Saat krisis, pemilih sayap kanan dan tengah yang mencapai 60% mencari pesan dari para politikus," kata Nezih Onur Kuru, peneliti politk Turki.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)