7 Agen Rahasia Cantik yang Pernah Gegerkan Dunia
loading...
A
A
A
Namun, ketika perang semakin dekat, dia mulai dilihat oleh beberapa orang sebagai wanita nakal dan tak bermoral, dan dianggap sebagai seorang penggoda yang berbahaya.
Ketika Perang Dunia I pecah, Prancis mencurigainya sebagai mata-mata untuk Jerman, meskipun dia juga kemungkinan melakukannya untuk Prancis.
Pada Januari 1917, atase militer Jerman di Madrid mengirimkan pesan radio ke Berlin yang menggambarkan kegiatan mata-mata Jerman, yang diberi nama kode H-21. Agen intelijen Prancis menyadap pesan-pesan itu, dan dari informasi yang disadap, teridentifikasi bahwa H-21 adalah Mata Hari.
Secara tidak biasa, pesan-pesan itu berada dalam kode yang diketahui intelijen Jerman. Namun, Prancis memecahkan kode-kode itu.
Itu membuat beberapa sejarawan curiga bahwa pesan itu dibuat-buat. Dia kemudian diadili karena spionase dan dinyatakan bersalah. Dia dieksekusi oleh Firing Squad (Regu Tembak) pada tanggal 15 September 1917 di usianya yang ke-41 tahun.
Foto/smashinglists.com
Charlotte de Sauve adalah seorang wanita bangsawan Prancis dan wanita simpanan Raja Henry dari Navarre. Henry kemudian memerintah sebagai Raja Henry IV dari Prancis.
Charlotte adalah anggota Queen Mother Catherine de’ Medici’s Notorious Flying Squadron—dalam bahasa Prancis; Escadron Volant. Itu adalah sekelompok mata-mata wanita cantik dan informan yang direkrut untuk merayu pria-pria penting di pengadilan, dan dengan demikian mengekstrak informasi untuk diteruskan kepada Ibu Suri.
Charlotte de Sauve telah dikreditkan sebagai sumber informasi yang mengarah pada eksekusi kekasih Marguerite de Valois; Joseph Boniface de La MĂ´le, dan Annibal de Coconnas, atas konspirasi pada 1574.
Pada 1575, Catherine de 'Medici bersekongkol dengan putranya Henry III, di mana ia menginstruksikan Charlotte untuk merayu saudara raja; Francois Navarre dan putra bungsu raja; Duke of Alencon, dengan tujuan memancing permusuhan antara kedua pemuda itu, sehingga mereka tidak akan bersekongkol bersama di masa depan.
Ketika Perang Dunia I pecah, Prancis mencurigainya sebagai mata-mata untuk Jerman, meskipun dia juga kemungkinan melakukannya untuk Prancis.
Pada Januari 1917, atase militer Jerman di Madrid mengirimkan pesan radio ke Berlin yang menggambarkan kegiatan mata-mata Jerman, yang diberi nama kode H-21. Agen intelijen Prancis menyadap pesan-pesan itu, dan dari informasi yang disadap, teridentifikasi bahwa H-21 adalah Mata Hari.
Secara tidak biasa, pesan-pesan itu berada dalam kode yang diketahui intelijen Jerman. Namun, Prancis memecahkan kode-kode itu.
Itu membuat beberapa sejarawan curiga bahwa pesan itu dibuat-buat. Dia kemudian diadili karena spionase dan dinyatakan bersalah. Dia dieksekusi oleh Firing Squad (Regu Tembak) pada tanggal 15 September 1917 di usianya yang ke-41 tahun.
2. Charlotte de Sauve
(Sekitar 1551-30 September 1617)Foto/smashinglists.com
Charlotte de Sauve adalah seorang wanita bangsawan Prancis dan wanita simpanan Raja Henry dari Navarre. Henry kemudian memerintah sebagai Raja Henry IV dari Prancis.
Charlotte adalah anggota Queen Mother Catherine de’ Medici’s Notorious Flying Squadron—dalam bahasa Prancis; Escadron Volant. Itu adalah sekelompok mata-mata wanita cantik dan informan yang direkrut untuk merayu pria-pria penting di pengadilan, dan dengan demikian mengekstrak informasi untuk diteruskan kepada Ibu Suri.
Charlotte de Sauve telah dikreditkan sebagai sumber informasi yang mengarah pada eksekusi kekasih Marguerite de Valois; Joseph Boniface de La MĂ´le, dan Annibal de Coconnas, atas konspirasi pada 1574.
Pada 1575, Catherine de 'Medici bersekongkol dengan putranya Henry III, di mana ia menginstruksikan Charlotte untuk merayu saudara raja; Francois Navarre dan putra bungsu raja; Duke of Alencon, dengan tujuan memancing permusuhan antara kedua pemuda itu, sehingga mereka tidak akan bersekongkol bersama di masa depan.