3 Staf PBB Tewas di Sudan
loading...
A
A
A
"Kami tidak punya listrik," kata seorang dokter Inggris-Sudan yang mengunjungi kerabat di Khartoum kepada BBC.
"Panas. Kami tidak mampu membuka jendela, suaranya memekakkan telinga," imbuhnya.
Saksi mata lain yang berbicara kepada BBC melalui saudara perempuannya yang berbasis di Kenya mengatakan: "Baku tembak masih berlangsung dan orang-orang tinggal di dalam rumah - ada begitu banyak kepanikan dan ketakutan."
Warga tidak menyangka akan terjadi bentrokan, katanya, dan banyak yang terjebak dalam perjalanan, dengan jembatan dan jalan ditutup dan banyak sekolah dikunci.
Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE) semuanya menyerukan untuk segera mengakhiri pertempuran. Sekjen PBB telah berbicara dengan Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo, mendesak mereka untuk mengakhiri kekerasan.
Duta Besar AS John Godfrey mengatakan dia terbangun karena suara tembakan dan pertempuran yang sangat mengganggu, dan dia berlindung di tempat bersama tim kedutaan, seperti yang dilakukan orang Sudan di seluruh Khartoum dan di tempat lain.
Kedutaan Rusia juga prihatin dengan "peningkatan kekerasan" dan mendesak gencatan senjata, lapor Reuters.
"Panas. Kami tidak mampu membuka jendela, suaranya memekakkan telinga," imbuhnya.
Saksi mata lain yang berbicara kepada BBC melalui saudara perempuannya yang berbasis di Kenya mengatakan: "Baku tembak masih berlangsung dan orang-orang tinggal di dalam rumah - ada begitu banyak kepanikan dan ketakutan."
Warga tidak menyangka akan terjadi bentrokan, katanya, dan banyak yang terjebak dalam perjalanan, dengan jembatan dan jalan ditutup dan banyak sekolah dikunci.
Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE) semuanya menyerukan untuk segera mengakhiri pertempuran. Sekjen PBB telah berbicara dengan Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo, mendesak mereka untuk mengakhiri kekerasan.
Duta Besar AS John Godfrey mengatakan dia terbangun karena suara tembakan dan pertempuran yang sangat mengganggu, dan dia berlindung di tempat bersama tim kedutaan, seperti yang dilakukan orang Sudan di seluruh Khartoum dan di tempat lain.
Kedutaan Rusia juga prihatin dengan "peningkatan kekerasan" dan mendesak gencatan senjata, lapor Reuters.
(ian)