Pakar: Rusia Ubah Rudal Kinzhal Jadi Senjata Nuklir Bakal Rumit

Minggu, 12 Maret 2023 - 04:08 WIB
loading...
A A A
Hulu ledak nuklir Rusia, kata dia, biasanya membutuhkan tenaga listrik ekstra untuk mengoperasikan fitur hulu ledak tertentu, bersama dengan "sinyal khusus" yang berpotensi untuk menyelesaikan proses mempersenjatai hulu ledak.

"Akibatnya, varian Kinzhal konvensional tidak akan mampu mengirimkan hulu ledak nuklir, dan varian nuklir tidak akan mampu mengirimkan hulu ledak konvensional,” kata Duitsman.

Secara operasional, imbuh dia, hulu ledak nuklir non-strategis Rusia disimpan di pangkalan terpisah dari unit yang mampu meluncurkannya dan dijaga, dikelola oleh bagian khusus militer Rusia yang disebut Direktorat Kepala Kedua Belas atau 12 GUMO).

“Setelah menerima perintah dari pimpinan Rusia, unit 12 GUMO akan mengeluarkan hulu ledak nuklir dari bunker penyimpanan dan mengirimkannya ke unit yang bertanggung jawab untuk meluncurkan rudal tersebut,” katanya.

“Hulu ledak kemudian dikawinkan dengan rudal, yang kemudian dimuat ke pesawat," paparnya.

"Waktu yang diperlukan untuk proses ini akan bergantung pada kesiapan unit dan tingkat pelatihan, tetapi bisa dengan mudah memakan waktu beberapa jam."

Rusia mungkin telah membangun senjata yang dioptimalkan untuk nuklir, kata Danagoulian, setuju bahwa sulit untuk menentukan total persenjataan nuklir Rusia.

Menurutnya, Rusia mungkin menghabiskan musim dingin membangun lebih banyak rudal untuk mempersiapkan serangan musim semi dan musim panas.

Selain itu, memiliki opsi berkemampuan nuklir tidak membuat Rusia "lebih mungkin" menggunakan skenario terburuk.

“Jika Rusia ingin menggunakan senjata buatan Rusia, mereka punya begitu banyak pilihan, begitu banyak pilihan,” katanya. "Kinzhal sama sekali bukan senjata make-it-or-break-it."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)