China Kecam Pendudukan Militer AS di Suriah, Menyebutnya Pencuri Minyak

Minggu, 12 Maret 2023 - 03:55 WIB
loading...
China Kecam Pendudukan...
China mengecam pendudukan militer Amerika Serikat di Suriah yang tak kunjung diakhiri. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Pemerintah China mengecam pendudukan militer Amerika Serikat (AS) yang ilegal di Suriah , yang hanya memperburuk bencana kemanusiaan di negara itu.

Kecaman ini muncul setelah Kongres Amerika memilih untuk menolak penarikan pasukan dari negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dalam jumpa pers hari Jumat, diminta untuk mengomentari pemungutan suara baru-baru ini oleh Kongres AS yang memilih memperpanjang intervensi militer di Suriah.



Mao menanggapi dengan mendesak Washington untuk segera mengakhiri pendudukan dan penjarahan ilegal pasukan Amerika serta mencabut sanksi melumpuhkan yang menargetkan ekonomi Suriah.

“Sejak AS memulai campur tangan ilegalnya dalam krisis Suriah, operasi militernya di Suriah telah merenggut banyak nyawa warga sipil tak berdosa dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang parah,” kata Mao.

"AS telah dikritik berkali-kali oleh PBB dan badan-badan internasional lainnya atas serangan tanpa pandang bulu yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang," ujarnya, seperti dikutip dari situs web Kementerian Luar Negeri China, Sabtu (11/3/2023).

Rancangan Undang-Undang (RUU), untuk penarikan pasukan Amerika dari Suriah, yang disponsori Partai Republik ditolak mayoritas anggota Kongres pada hari Rabu dengan alasan penarikan pasukan dapat menyebabkan kebangkitan kelompok teroris seperti ISIS.

Diperkenalkan oleh Matt Gaetz dari Partai Republik asal Florida, RUU tersebut meminta penarikan penuh tentara Amerika dalam jangka waktu enam bulan, namun mayoritas anggota Kongres memilih menolak RUU tersebut.

Mao memohon Washington untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah negara lain, dan untuk menghentikan bencana kemanusiaan yang parah di Suriah, di mana gempa baru-baru ini menewaskan lebih dari 7.000 orang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1644 seconds (0.1#10.140)