Erdogan Jadikan Hagia Sophia Masjid, Ini Respons Tokoh-tokoh Muslim Indonesia

Rabu, 15 Juli 2020 - 18:49 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, di Pakistan, Ketua Partai Jamaat-e-Islami; Siraj ul Haq, mengatakan berita pembukaan Hagia Sophia untuk salat umat Islam setelah 86 tahun telah menghangatkan hati umat Islam di seluruh dunia dan khususnya di Pakistan.

Dia menulis surat apresiasi yang ditujukan kepada Presiden Erdogan. "Terima salam terberat kami atas keputusan besar yang telah membalikkan ketidakadilan yang dilakukan beberapa dekade lalu," kata Haq dalam suratnya.

"Hagia Sophia adalah amanat Sultan Mehmet al-Fatih dan yang lebih baik Presiden Erdogan dapat menangani tanggung jawab sebesar itu," imbuh Haq, sepert dikutip Eur Asian Times, Rabu (15/7/2020).

Sekadar diketahui Hagia Sophia di Istanbul atau dikenal sebagai Konstantinopel selesai dibangun sebagai Katedral Kristen Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium pada tahun 537.

Pada 1204, Hagia Sophia dikonversi oleh Tentara Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah Kekaisaran Latin, sebelum dikembalikan lagi menjadi Katedral Ortodoks setelah pembangunan kembali Kekaisaran Bizantium pada 1261.

Pada tahun 1453, Konstantinopel yang menjadi Ibu Kota Kekaisaran Bizantium ditaklukkan oleh Kekaisaran Ottoman di bawah pimpinan Sultan Mehmed II (Sultan Muhammad al-Fatih) atau dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk. Atas perintah Sultan Mehmed II, Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid.

Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh, lahir republik Turki modern yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk. Dia menjadikan Turki sebagai negara sekuler dan pada tahun 1953, Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.

Jumat pekan lalu menjadi sejarah lagi ketika Erdogan mengubah bangunan kuno itu kembali menjadi masjid setelah pengadilan administrasi utama Turki mencabut atau membatalkan keputusan pemerintah Ataturk.

Keputusan Erdogan telah memicu kecaman komunitas Kristen dan Barat. Namun, Erdogan berdalih Hagia Sophia adalah urusan dalam negeri Turki dan setiap kritik yang datang akan dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatan Turki.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)