Mantan Presiden Rusia Prediksi Aliansi Militer Anti-AS Baru

Senin, 23 Januari 2023 - 20:04 WIB
loading...
Mantan Presiden Rusia...
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan aliran bantuan militer yang terus-menerus ke Ukraina dengan jelas menunjukkan kolektif Barat berusaha “melelahkan atau, sebaiknya, menghancurkan” Rusia.

Medvedev menjelaskan pada Minggu (22/1/2023) bahwa upaya tersebut, bagaimanapun, pada akhirnya dapat menjadi bumerang bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Medvedev yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, membuat komentar di media sosial, beberapa hari setelah pertemuan di pangkalan udara Ramstein AS di Jerman di mana kekuatan Barat berjanji terus mendukung Kiev.

“Pertemuan di Ramstein dan alokasi persenjataan berat ke Kiev tidak diragukan lagi bahwa musuh kita akan mencoba melemahkan kita untuk waktu yang tidak terbatas, atau, lebih baik, menghancurkan kita,” tulis mantan presiden itu.



Dia menjelaskan, “Perpanjangan permusuhan di Ukraina pada akhirnya dapat mengarah pada munculnya blok militer baru yang menyatukan negara-negara yang muak dengan Amerika.”

“Ini selalu terjadi dalam sejarah umat manusia selama perang panjang. Dan AS akhirnya akan meninggalkan Eropa lama dan apa yang tersisa dari orang Ukraina yang malang, dan dunia akan kembali ke keseimbangan sekali lagi," ujar mantan pemimpin itu, bagaimanapun, memperingatkan mungkin sudah "terlambat" sebelum ini terjadi.

Moskow telah berulang kali mendesak kolektif Barat untuk berhenti "memompa" Ukraina dengan senjata, mempertahankan bahwa itu hanya akan memperpanjang permusuhan daripada mengubah hasil akhir.



Pejabat tinggi Rusia itu telah berulang kali mencirikan apa yang terjadi sebagai perang proksi antara Rusia dan aliansi NATO yang dipimpin AS, bukan hanya konflik dengan Ukraina.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.

Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan perjanjian untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Sementara itu, mantan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande menguatkan pengakuan tersebut.

Keduanya menyatakan perjanjian Minsk tidak pernah dimaksudkan untuk benar-benar dipenuhi tetapi hanyalah taktik untuk mengulur waktu bagi Ukraina untuk membangun militernya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
AS Ngotot Kuasai Greenland,...
AS Ngotot Kuasai Greenland, Tuding Denmark Gagal Melindungi
9 Orang Akan Dideportasi...
9 Orang Akan Dideportasi AS karena Bela Palestina
Gelar Buka Puasa Gedung...
Gelar Buka Puasa Gedung Putih, Trump Janjikan Perdamaian saat Gaza Dibom dengan Senjata AS
Viral Pikachu Ikut Demo...
Viral Pikachu Ikut Demo di Turki, Lari Dikejar Polisi
Arab Saudi Rayakan Idul...
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu 30 Maret, Gerhana Tak Pengaruhi Penampakan Hilal
Rekomendasi
Gemini 2.5 Pro Teknologi...
Gemini 2.5 Pro Teknologi AI Terbaik yang Diklaim Bantu Pekerjaan Manusia
Mobil Tabrak Truk di...
Mobil Tabrak Truk di Cengkareng, 3 Orang Tewas
Jay Idzes Ungkap Bangga...
Jay Idzes Ungkap Bangga Bermain di Serie A untuk Indonesia
Berita Terkini
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
51 menit yang lalu
Blokade Israel Berlanjut...
Blokade Israel Berlanjut saat Idulfitri, Warga Palestina di Gaza Kelaparan
1 jam yang lalu
Arab Saudi dan Negara-negara...
Arab Saudi dan Negara-negara Teluk Rayakan Idulfitri Hari Ini
2 jam yang lalu
Israel Berencana Bongkar...
Israel Berencana Bongkar Kamp Pengungsi di Jenin dan Tulkarm Tepi Barat
3 jam yang lalu
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
4 jam yang lalu
Hamas: Perundingan dengan...
Hamas: Perundingan dengan Mediator Gencatan Senjata Gaza Intensif dalam Beberapa Hari Terakhir
5 jam yang lalu
Infografis
4 Tentara AS Tewas saat...
4 Tentara AS Tewas saat Latihan Tempur di Dekat Sekutu Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved