Gara-gara Ini Angkatan Darat AS Harus Ganti Nama Senapan Barunya

Sabtu, 21 Januari 2023 - 14:01 WIB
loading...
Gara-gara Ini Angkatan Darat AS Harus Ganti Nama Senapan Barunya
Angkatan Darat AS terpaksa mengganti nama senapan barunya setelah memiliki kesamaan dengan senjata yang sudah ada. Foto/Insider
A A A
WASHINGTON - Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) terpaksa mengubah nama senapan barunya setelah secara tidak sengaja mengambil nama dari senjata yang sudah ada yang tidak terkait. Hal itu diumumkan langsung oleh pihak Angkatan Darat AS pada pertengahan minggu ini.

Senapan M5 Angkatan Darat AS yang akan datang produksi Sig Sauer akan disebut M7. Itu dilakukan setelah ditemukan nama yang sama buatan Colt Industries. Sementara itu senapan mesin ringan yang dipasang untuk menggantikan Senjata Otomatis Pasukan M249, atau SAW, M250, tidak akan berubah.

"Angkatan Darat awalnya memilih penunjukan XM5 sebagai nama senapan baru pada bulan Maret," kata seorang juru bicara Angkatan Darat AS dalam sebuah pernyataan.

"Sejak itu, dinas mengetahui bahwa nama M5 digunakan oleh Colt Industries untuk salah satu karabin 5.56mm," terangnya seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (21/1/2023).

Senjata baru memiliki awalan X untuk menunjukkan bahwa mereka belum diturunkan. Kemampuan senjata, termasuk seberapa jauh mereka dapat menyerang target secara akurat, masih belum jelas karena Angkatan Darat masih mengujinya.



Tapi itu kira-kira memakan waktu satu dekade sebelum sebagian besar formasi menggunakan M7 atau M250.

Angkatan Darat AS berencana untuk mengeluarkan hanay sejumlah kecil, sekitar 40 senjata, pada tahun ini. Jumlah yang lebih banyak diperkirakan akan keluar saat Angkatan Darat AS membangun pabrik amunisi baru guna mengakomodasi jenis peluru baru yang diperlukan untuk senjata api tersebut. Produksi amunisi baru diperkirakan tidak akan dimulai secara signifikan hingga setidaknya tahun 2026.

Senjata baru menggunakan putaran 6.8mm karena Angkatan Darat mencari amunisi yang lebih kuat daripada 5.56mm saat ini yang digunakan di M4 dan SAW untuk mengalahkan pelindung tubuh dengan lebih baik, peralatan pelindung yang diharapkan dimiliki musuh dalam konflik di masa depan dan perlengkapan yang sudah menjadi lebih umum untuk kelompok teror.

Peluru 6.8mm dipandang sebagai kompromi antara amunisi ringan yang saat ini digunakan dan amunisi 7.62mm yang digunakan dalam senapan mesin M240B yang akan sangat berat untuk senapan standar.

Perencana Angkatan Darat AS sudah bersiap untuk beban yang lebih berat dari amunisi baru dan berharap tentara membawa lebih sedikit dalam pertempuran berikutnya. Senjata M7 memiliki berat 4,4 kg, jauh lebih berat dari M4 yang hanya 2,8 kg. Tentara AS nantinya juga akan menggunakan magasin 20 peluru, berkurang 10 peluru dari magasin yang telah digunakan Angkatan Darat selama beberapa dekade. Beban tempur standar untuk senapan baru diharapkan menjadi 140 peluru, penurunan tajam dari 210 peluru untuk M4.



Tentara AS yang membawa senapan mesin ringan baru akan mendapat keringanan, dengan M250 berbobot 6,5 kg, dibandingkan dengan SAW 8,7 kg. Tetapi pasukan diharapkan hanya membawa 400 butir amunisi yang lebih berat, penurunan tajam dari beban standar 600 butir untuk penembak SAW.

Persenjataan baru adalah bagian dari rencana jangka panjang Angkatan Darat AS yang lebih besar untuk memodernisasi kekuatannya pada tahun 2030, dengan para pemimpin militer bertujuan untuk memperbarui formasinya sehingga mereka siap untuk melawan militer konvensional, sebuah perubahan dari pertempuran dua dekade terakhir sebagai bagian dari era Global War on Terror.

Beberapa dari upaya tersebut juga mencakup investasi pada kendaraan baru, robotika, rudal jarak jauh, dan peningkatan sistem pertahanan udara.

“Sebagian besar doktrin yang kami gunakan dan sistem persenjataannya adalah akhir tahun 70-an, awal tahun 80-an, yang telah kami tingkatkan secara bertahap,” kata Jenderal James McConville, perwira tinggi Angkatan Darat pada acara Asosiasi Angkatan Darat AS, Rabu lalu.

"Kami melihat keluar dari Irak dan Afghanistan, dan kami harus siap untuk operasi tempur skala besar," imbuhnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1104 seconds (0.1#10.140)