Presiden Korsel: Setiap Provokasi Korut Harus Ditanggapi dengan Pembalasan
Rabu, 28 Desember 2022 - 19:43 WIB
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengatakan pada Rabu (28/12/2022), bahwa setiap provokasi oleh Korea Utara (Korut) harus ditanggapi dengan pembalasan tanpa ragu-ragu, terlepas dari senjata nuklir yang dimiliki Korut.
Perrnyataan itu dikeluarkan kantor Presiden Korsel, setelah munculnya gangguan oleh drone Korut. Di awal pekan ini, 5 drone Korut menerobos wilayah udara Korsel. Hal ini mendorong militer Korsel untuk mengirim jet tempur dan menyerang helikopter untuk mencoba menembak jatuh mereka, dalam intrusi pertama sejak 2017.
"Kita harus menghukum dan membalas setiap provokasi oleh Korea Utara. Itu adalah cara paling ampuh untuk mencegah provokasi," kata Yoon dalam pertemuan dengan para pembantunya, menurut sekretaris persnya Kim Eun-hye. "Kita tidak boleh takut atau ragu karena Korea Utara memiliki senjata nuklir," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Intrusi hari Senin memicu kritik di Korsel tentang pertahanan udaranya. Yoon menegur militer, khususnya kegagalannya menjatuhkan drone saat mereka terbang di atas Korea Selatan selama berjam-jam. Korsel juga mengirimkan drone ke Korut selama tiga jam.
Menteri Pertahanan Lee Jong-sup mengatakan kepada parlemen, bahwa Yoon telah memerintahkannya untuk mengirim pesawat tak berawak ke Korut sebagai tanggapan atas setiap serangan "bahkan jika itu berarti mempertaruhkan eskalasi".
Militer Korsel sendiri telah meminta maaf atas tanggapannya dan mengatakan tidak dapat menembak jatuh drone karena terlalu kecil.
Hubungan antara Korut dan Korsel telah diuji selama beberapa dekade, tetapi semakin tegang sejak pemerintah konservatif Yoon mengambil alih pada bulan Mei. Yoon menjanjikan garis yang lebih keras dengan saingan utara.
Korut juga terus mengembangkan senjatanya dengan berbagai uji coba rudal tahun ini di tengah spekulasi negara itu dapat menguji senjata nuklir untuk ketujuh kalinya.
Perrnyataan itu dikeluarkan kantor Presiden Korsel, setelah munculnya gangguan oleh drone Korut. Di awal pekan ini, 5 drone Korut menerobos wilayah udara Korsel. Hal ini mendorong militer Korsel untuk mengirim jet tempur dan menyerang helikopter untuk mencoba menembak jatuh mereka, dalam intrusi pertama sejak 2017.
"Kita harus menghukum dan membalas setiap provokasi oleh Korea Utara. Itu adalah cara paling ampuh untuk mencegah provokasi," kata Yoon dalam pertemuan dengan para pembantunya, menurut sekretaris persnya Kim Eun-hye. "Kita tidak boleh takut atau ragu karena Korea Utara memiliki senjata nuklir," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Intrusi hari Senin memicu kritik di Korsel tentang pertahanan udaranya. Yoon menegur militer, khususnya kegagalannya menjatuhkan drone saat mereka terbang di atas Korea Selatan selama berjam-jam. Korsel juga mengirimkan drone ke Korut selama tiga jam.
Menteri Pertahanan Lee Jong-sup mengatakan kepada parlemen, bahwa Yoon telah memerintahkannya untuk mengirim pesawat tak berawak ke Korut sebagai tanggapan atas setiap serangan "bahkan jika itu berarti mempertaruhkan eskalasi".
Militer Korsel sendiri telah meminta maaf atas tanggapannya dan mengatakan tidak dapat menembak jatuh drone karena terlalu kecil.
Hubungan antara Korut dan Korsel telah diuji selama beberapa dekade, tetapi semakin tegang sejak pemerintah konservatif Yoon mengambil alih pada bulan Mei. Yoon menjanjikan garis yang lebih keras dengan saingan utara.
Korut juga terus mengembangkan senjatanya dengan berbagai uji coba rudal tahun ini di tengah spekulasi negara itu dapat menguji senjata nuklir untuk ketujuh kalinya.
(esn)
tulis komentar anda