PBB: Pemberontak Kongo Eksekusi Lebih dari 130 Warga Sipil
Kamis, 08 Desember 2022 - 20:52 WIB
Pembantaian di Kishishe dan Bambo terjadi setelah bentrokan dengan milisi FDLR, yang mencakup beberapa pemimpin etnis Hutu dari genosida tahun 1994 di Rwanda yang melarikan diri melintasi perbatasan ke tempat yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo, nama resmi Kongo.
Sementara itu, M23 menuduh pasukan pro-pemerintah melakukan genosida dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap komunitas Tutsi. Dikatakan posisinya di Bwiza diserang pada hari Selasa, meskipun ada perjanjian gencatan senjata saat ini.
Kelompok M23 mengatakan siap untuk mundur dari beberapa wilayah yang dikuasainya. Kelompok itu membuat pengumuman pada hari Selasa setelah pembicaraan damai di ibukota Kenya, Nairobi, meskipun tidak menghadiri pembicaraan tersebut.
Presiden Kongo Felix Tshisekedi menuduh tetangganya Rwanda berusaha mengacaukan negaranya dengan memberikan senjata kepada para pemberontak, sebuah tuduhan yang baru-baru ini didukung oleh para ahli PBB. Namun, hal tersebut dibantah oleh pemerintah Rwanda.
Lebih dari 100 kelompok bersenjata berbeda beroperasi di Kongo timur yang kaya mineral, yang telah dilanda konflik selama sekitar tiga dekade.
Beberapa negara telah mengirim pasukan ke Kongo tahun ini sebagai bagian dari gugus tugas Komunitas Afrika Timur (EAC) untuk mencoba melucuti senjata kelompok tersebut dan membawa perdamaian ke daerah tersebut.
Sementara itu, M23 menuduh pasukan pro-pemerintah melakukan genosida dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap komunitas Tutsi. Dikatakan posisinya di Bwiza diserang pada hari Selasa, meskipun ada perjanjian gencatan senjata saat ini.
Kelompok M23 mengatakan siap untuk mundur dari beberapa wilayah yang dikuasainya. Kelompok itu membuat pengumuman pada hari Selasa setelah pembicaraan damai di ibukota Kenya, Nairobi, meskipun tidak menghadiri pembicaraan tersebut.
Presiden Kongo Felix Tshisekedi menuduh tetangganya Rwanda berusaha mengacaukan negaranya dengan memberikan senjata kepada para pemberontak, sebuah tuduhan yang baru-baru ini didukung oleh para ahli PBB. Namun, hal tersebut dibantah oleh pemerintah Rwanda.
Lebih dari 100 kelompok bersenjata berbeda beroperasi di Kongo timur yang kaya mineral, yang telah dilanda konflik selama sekitar tiga dekade.
Beberapa negara telah mengirim pasukan ke Kongo tahun ini sebagai bagian dari gugus tugas Komunitas Afrika Timur (EAC) untuk mencoba melucuti senjata kelompok tersebut dan membawa perdamaian ke daerah tersebut.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda