Hukum Ala Taliban: Pembunuh Dieksekusi di Depan Umum oleh Ayah Korban
Kamis, 08 Desember 2022 - 07:57 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan "keprihatinan yang mendalam" tentang eksekusi tersebut. Itu disampaikan juru bicaranya, Stephanie Tremblay.
"Kami menyerukan kembalinya moratorium hukuman mati di Afghanistan," katanya.
Selama pemerintahan mereka dari tahun 1996-2001, Taliban dikecam karena sering melakukan hukuman di depan umum, termasuk eksekusi di stadion nasional di Kabul.
Taliban bersumpah bahwa mereka tidak akan mengulangi penindasan brutal terhadap perempuan. Sejak mereka merebut kekuasaan, kebebasan perempuan sangat dikekang dan sejumlah perempuan dipukuli karena menuntut hak.
Saat ini tidak ada negara yang mengakui pemerintah baru mereka dan Bank Dunia telah menahan dana Afghanistan sekitar USD600 juta setelah Taliban melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah.
Amerika Serikat juga telah membekukan miliaran dolar yang disimpan oleh bank sentral Afghanistan di rekening-rekening di seluruh dunia.
"Kami menyerukan kembalinya moratorium hukuman mati di Afghanistan," katanya.
Selama pemerintahan mereka dari tahun 1996-2001, Taliban dikecam karena sering melakukan hukuman di depan umum, termasuk eksekusi di stadion nasional di Kabul.
Taliban bersumpah bahwa mereka tidak akan mengulangi penindasan brutal terhadap perempuan. Sejak mereka merebut kekuasaan, kebebasan perempuan sangat dikekang dan sejumlah perempuan dipukuli karena menuntut hak.
Saat ini tidak ada negara yang mengakui pemerintah baru mereka dan Bank Dunia telah menahan dana Afghanistan sekitar USD600 juta setelah Taliban melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah.
Amerika Serikat juga telah membekukan miliaran dolar yang disimpan oleh bank sentral Afghanistan di rekening-rekening di seluruh dunia.
(min)
tulis komentar anda