Resmi Dibubarkan, Tamat Sudah Polisi Moral Iran

Senin, 05 Desember 2022 - 08:30 WIB
Sejak Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan monarki Iran yang didukung AS, pihak berwenang telah memantau kepatuhan terhadap aturan berpakaian yang ketat bagi perempuan dan laki-laki.

Namun di bawah presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad, polisi moral—yang secara formal dikenal sebagai Gasht-e Ershad didirikan untuk "menyebarkan budaya kesopanan dan hijab".



Unit-unit tersebut didirikan oleh Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan Iran, yang saat ini dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi.

Mereka memulai patroli mereka pada tahun 2006 untuk menegakkan aturan berpakaian yang juga mewajibkan perempuan untuk memakai pakaian panjang dan melarang celana pendek, jins robek, dan pakaian lain yang dianggap tidak sopan.

Pengumuman penghapusan unit tersebut dilakukan sehari setelah Montazeri mengatakan baik Parlemen maupun otoritas kehakiman sedang bekerja mengenai masalah apakah undang-undang yang mewajibkan perempuan untuk menutupi kepala mereka perlu diubah.

Raisi mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi pada hari Sabtu pekan lalu bahwa republik Iran dan yayasan Islam secara konstitusional mengakar "tetapi ada metode penerapan konstitusi yang bisa fleksibel".

Jilbab menjadi wajib pada tahun 1983. Petugas polisi moralitas awalnya mengeluarkan peringatan sebelum mulai menindak dan menangkap perempuan 15 tahun lalu.

Unit itu biasanya terdiri dari pria berseragam hijau dan wanita yang mengenakan cadar hitam. Peran unit berkembang, tetapi selalu kontroversial.

Norma pakaian berangsur-angsur berubah, terutama di bawah mantan presiden moderat Hassan Rouhani, ketika wanita dengan jins ketat dan kerudung longgar berwarna-warni menjadi hal yang umum.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More