Venezuela Tunjuk Terdakwa Bandar Narkoba jadi Menteri Minyak
Selasa, 28 April 2020 - 09:45 WIB
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunjuk wakil presiden bidang ekonomi Tareck el Aissami sebagai menteri minyak di tengah krisis bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di negara itu.
Pengadilan Amerika Serikat (AS) mendakwa Aissami dalam kasus perdagangan narkoba.
“Maduro juga menunjuk Asdrubal Chavez, sepupu mendiang Presiden Hugo Chavez sebagai presiden sementara perusahaan minyak negara PDVSA,” papar laporan resmi dari pemerintah Venezuela.
Venezuela memiliki jaringan pengilangan minyak 1,3 juta barel per hari tapi kini rusak akibat kurang investasi setelah beberapa tahun sanksi dari AS.
Maduro kini harus mengimpor BBM dan warga Venezuela harus antre beberapa jam di stasiun pengisian BBM. Warga juga bisa membeli BBM di pasar gelap dengan harga yang jauh lebih mahal.
Warga Venezuela harus membayar lebih dari USD2 per liter BBM pekan lalu, salah satu yang termahal di dunia. Padahal sebelumnya negara itu merupakan pengekspor minyak dengan harga BBM termurah di dunia.
El Aissami menggantikan Manuel Quevedo, jenderal garda nasional yang tidak memiliki pengalaman industri saat dia memegang dua posisi sebagai presiden PDVSA dan menteri minyak pada 2017.
Penunjukan El Aissami itu menjadi pukulan bagi militer yang selama ingin mengontrol PDVSA. Selama militer menguasai perusahaan itu, PDVSA mengalami penurunan output secara dramatis dari lebih 2 juta barel per hari pada 2017 menjadi sekitar 700.000 saat ini.
Pada Maret, Departemen Kehakiman AS mendakwa El Aissami dan 14 pejabat aktif dan mantan pejabat Venezuela dalam dakwaan terorisme narkotika, korupsi dan perdagangan narkoba.
El Aissami didakwa melanggar sanksi AS dan menerima pembayaran untuk fasilitasi pengiriman narkoba.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberikan hadiah hingga USD10 juta untuk informasi yang mengarah pada penahanan El Aissami.
El Aissami menyangkal semua tuduhan terhadapnya. Dia berencana mereorganisasi Kementerian Minyak untuk menjamin keamanan energy nasional untuk melindung energi dari serangan internal dan eksternal.
Pengadilan Amerika Serikat (AS) mendakwa Aissami dalam kasus perdagangan narkoba.
“Maduro juga menunjuk Asdrubal Chavez, sepupu mendiang Presiden Hugo Chavez sebagai presiden sementara perusahaan minyak negara PDVSA,” papar laporan resmi dari pemerintah Venezuela.
Venezuela memiliki jaringan pengilangan minyak 1,3 juta barel per hari tapi kini rusak akibat kurang investasi setelah beberapa tahun sanksi dari AS.
Maduro kini harus mengimpor BBM dan warga Venezuela harus antre beberapa jam di stasiun pengisian BBM. Warga juga bisa membeli BBM di pasar gelap dengan harga yang jauh lebih mahal.
Warga Venezuela harus membayar lebih dari USD2 per liter BBM pekan lalu, salah satu yang termahal di dunia. Padahal sebelumnya negara itu merupakan pengekspor minyak dengan harga BBM termurah di dunia.
El Aissami menggantikan Manuel Quevedo, jenderal garda nasional yang tidak memiliki pengalaman industri saat dia memegang dua posisi sebagai presiden PDVSA dan menteri minyak pada 2017.
Penunjukan El Aissami itu menjadi pukulan bagi militer yang selama ingin mengontrol PDVSA. Selama militer menguasai perusahaan itu, PDVSA mengalami penurunan output secara dramatis dari lebih 2 juta barel per hari pada 2017 menjadi sekitar 700.000 saat ini.
Pada Maret, Departemen Kehakiman AS mendakwa El Aissami dan 14 pejabat aktif dan mantan pejabat Venezuela dalam dakwaan terorisme narkotika, korupsi dan perdagangan narkoba.
El Aissami didakwa melanggar sanksi AS dan menerima pembayaran untuk fasilitasi pengiriman narkoba.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberikan hadiah hingga USD10 juta untuk informasi yang mengarah pada penahanan El Aissami.
El Aissami menyangkal semua tuduhan terhadapnya. Dia berencana mereorganisasi Kementerian Minyak untuk menjamin keamanan energy nasional untuk melindung energi dari serangan internal dan eksternal.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda