Medvedev Peringatkan NATO, Jangan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kamis, 01 Desember 2022 - 01:30 WIB
Medvedev Peringatkan NATO, Jangan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina. FOTO/US Departemen of Defense
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan NATO agar tidak memberi Ukraina sistem pertahanan rudal Patriot. Ia juga mencela aliansi tersebut sebagai "entitas kriminal" karena mengirimkan senjata ke apa yang disebutnya "rezim ekstremis".

Medvedev, yang pernah menyebut dirinya sebagai modernisasi liberal sebagai presiden dari 2008 hingga 2012, semakin muncul sebagai salah satu pendukung perang Rusia yang paling hawkish di Ukraina. Ia kerap memposting kecaman pedas terhadap Barat di saluran media sosialnya.



“Jika seperti yang diisyaratkan oleh (Sekretaris Jenderal NATO Jens) Stoltenberg, NATO akan memasok sistem Patriot kepada kaum fanatik Ukraina bersama dengan personel NATO, mereka akan segera menjadi target sah angkatan bersenjata kami,” tulis Medvedev di aplikasi pesan Telegram.

Tidak jelas dari pesannya apakah dia merujuk pada sistem Patriot, pasukan Ukraina atau personel NATO yang menjadi target.



"Dunia yang beradab tidak membutuhkan organisasi ini. Ia harus bertaubat kepada kemanusiaan dan dibubarkan sebagai entitas kriminal," tulisnya di postingan sebelumnya, seperti dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Ukraina telah meminta mitra Baratnya untuk pertahanan udara, termasuk sistem Patriot buatan Amerika Serikat (AS), untuk melindunginya dari serangan Rusia terhadap infrastruktur energinya.



AS sendiri saat ini mengaku tidak memiliki rencana untuk mengirim sistem pertahanan rudal Patriot ke Ukraina, kata juru bicara Pentagon Brigjen. Jenderal Pat Ryder.

“Saat ini kami tidak memiliki rencana untuk menyediakan baterai Patriot ke Ukraina, tetapi sekali lagi, kami akan terus melakukan diskusi tersebut,” katanya dalam konferensi pers regular.

"Akan terus ada diskusi yang berkelanjutan. Ketika kami memiliki lebih banyak untuk diumumkan di depan itu, kami pasti akan melakukannya," lanjutnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More