Mantan Presiden Rusia Medvedev Desak NATO Bertobat dan Bubarkan Diri
loading...
A
A
A
MOSKOW - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menegaskan dunia beradab tidak membutuhkan NATO.
Menurut dia, NATO adalah "organisasi kriminal" yang negara anggotanya hanya sekitar 12% dari populasi dunia.
"Negara-negara NATO berjumlah tidak lebih dari 12% dari populasi planet ini. Dunia yang beradab tidak membutuhkan organisasi ini. Organisasi ini harus bertobat di hadapan umat manusia dan membubarkan diri dengan alasan menjadi organisasi kriminal," tulis Medvedev di saluran Telegramnya pada Selasa (29/11/2022).
Menurut pejabat keamanan Rusia, NATO "dengan mudah melupakan" apa yang telah dilakukannya di seluruh dunia, termasuk mendalangi berbagai kudeta negara dan menggulingkan pemimpin negara yang sah.
“Organisasi dan kepemimpinannya juga tampaknya telah melupakan banyak korban sipil, yang disebabkan oleh operasi dan pasokan senjatanya ke rezim ekstremis,” tegas Medvedev.
Medvedev juga mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini tentang perlunya menjaga kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.
"Tapi dia tidak menyebutkan integritas teritorialnya. Seperti, seharusnya menang, tapi, ternyata, dengan wilayah yang hancur," sindir Medvedev.
Medvedev semakin keras mengkritik NATO dan kekuatan Barat seiring perang yang berlanjut di Ukraina.
Menurut dia, NATO adalah "organisasi kriminal" yang negara anggotanya hanya sekitar 12% dari populasi dunia.
"Negara-negara NATO berjumlah tidak lebih dari 12% dari populasi planet ini. Dunia yang beradab tidak membutuhkan organisasi ini. Organisasi ini harus bertobat di hadapan umat manusia dan membubarkan diri dengan alasan menjadi organisasi kriminal," tulis Medvedev di saluran Telegramnya pada Selasa (29/11/2022).
Menurut pejabat keamanan Rusia, NATO "dengan mudah melupakan" apa yang telah dilakukannya di seluruh dunia, termasuk mendalangi berbagai kudeta negara dan menggulingkan pemimpin negara yang sah.
“Organisasi dan kepemimpinannya juga tampaknya telah melupakan banyak korban sipil, yang disebabkan oleh operasi dan pasokan senjatanya ke rezim ekstremis,” tegas Medvedev.
Medvedev juga mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini tentang perlunya menjaga kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.
"Tapi dia tidak menyebutkan integritas teritorialnya. Seperti, seharusnya menang, tapi, ternyata, dengan wilayah yang hancur," sindir Medvedev.
Medvedev semakin keras mengkritik NATO dan kekuatan Barat seiring perang yang berlanjut di Ukraina.
(sya)