Sekjen NATO: Tentara Moskow Mundur dari Kherson, Rusia di Bawah Tekanan Berat
Jum'at, 11 November 2022 - 09:59 WIB
Merebut kembali Kherson dapat memungkinkan Ukraina untuk merebut kembali wilayah lainnya yang hilang di wilayah Zaporizhia dan wilayah selatan lainnya, termasuk Crimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014.
Jika Rusia menerapkan penarikannya dari wilayah yang diproklamirkan oleh Presiden Vladimir Putin sebulan yang lalu, itu akan menjadi kemunduran terbesarnya sejak pasukannya diusir dari pinggiran Kiev pada Maret.
Mundurnya Rusia juga dapat meningkatkan tekanan domestik pada Kremlin untuk meningkatkan konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia bisa saja berpura-pura menarik diri dari Kherson untuk memikat tentara Ukraina ke dalam pertempuran yang mengakar di kota pelabuhan industri yang strategis itu.
“Sampai bendera Ukraina berkibar di atas Kherson, tidak masuk akal untuk membicarakan penarikan pasukan Rusia,” kata pembantu presiden, Mykhailo Podolyak.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Zelensky setuju setiap penarikan Rusia dari Kherson akan menunjukkan "kemajuan yang kuat" untuk pasukan Ukraina. Demikian disampaikan kantor Sunak.
Namun, selama panggilan telepon antara kedua pemimpin pada hari Kamis, keduanya juga mengatakan itu benar untuk menyatakan kehati-hatian tentang penarikan pasukan Rusia sampai bendera Ukraina benar-benar dikibarkan di atas kota utama Kherson.
"Perdana menteri memuji keberanian angkatan bersenjata Ukraina dan menegaskan kembali dukungan militer, ekonomi dan politik Inggris yang tak tergoyahkan," imbuh kantor Sunak.
Stoltenberg berbicara setelah pembicaraan tatap muka pertamanya dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang mulai menjabat akhir bulan lalu.
Sekutu pemerintahnya mencakup banyak orang yang bersimpati kepada Moskow, meskipun dia sendiri telah berulang kali menekankan dukungannya untuk Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
Jika Rusia menerapkan penarikannya dari wilayah yang diproklamirkan oleh Presiden Vladimir Putin sebulan yang lalu, itu akan menjadi kemunduran terbesarnya sejak pasukannya diusir dari pinggiran Kiev pada Maret.
Mundurnya Rusia juga dapat meningkatkan tekanan domestik pada Kremlin untuk meningkatkan konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia bisa saja berpura-pura menarik diri dari Kherson untuk memikat tentara Ukraina ke dalam pertempuran yang mengakar di kota pelabuhan industri yang strategis itu.
“Sampai bendera Ukraina berkibar di atas Kherson, tidak masuk akal untuk membicarakan penarikan pasukan Rusia,” kata pembantu presiden, Mykhailo Podolyak.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Zelensky setuju setiap penarikan Rusia dari Kherson akan menunjukkan "kemajuan yang kuat" untuk pasukan Ukraina. Demikian disampaikan kantor Sunak.
Namun, selama panggilan telepon antara kedua pemimpin pada hari Kamis, keduanya juga mengatakan itu benar untuk menyatakan kehati-hatian tentang penarikan pasukan Rusia sampai bendera Ukraina benar-benar dikibarkan di atas kota utama Kherson.
"Perdana menteri memuji keberanian angkatan bersenjata Ukraina dan menegaskan kembali dukungan militer, ekonomi dan politik Inggris yang tak tergoyahkan," imbuh kantor Sunak.
Stoltenberg berbicara setelah pembicaraan tatap muka pertamanya dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang mulai menjabat akhir bulan lalu.
Sekutu pemerintahnya mencakup banyak orang yang bersimpati kepada Moskow, meskipun dia sendiri telah berulang kali menekankan dukungannya untuk Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
tulis komentar anda