Ogah Balas Serangan Nuklir Rusia, Macron Disemprot Menhan Inggris

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 19:50 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto/Independent
BRUSSELS - Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan terlalu banyak ketika dia mengatakan Prancis tidak akan menanggapi penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina dengan gudang senjata nuklirnya sendiri. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.

Dalam sebuah wawancara, Macron mengatakan bahwa doktrin nuklir di negaranya berpijak pada kepentingan fundamental bangsa.

"Mereka didefinisikan dengan jelas dan tidak akan terpengaruh secara langsung sama sekali jika, misalnya, ada serangan nuklir balistik di Ukraina, di wilayah tersebut,” kata Macron.



Pemimpin Prancis itu juga men-tweet pada hari yang sama bahwa Prancis tidak menginginkan perang dunia.

Wallace kemudian ditanya tentang komentar presiden Prancis itu saat ia menghadiri pertemuan para menteri NATO di Brussels.



“Ini mengungkapkan tangan Presiden Macron,” katanya.

“Pandangan kami adalah jika Rusia menggunakan senjata nuklir, akan ada konsekuensi berat bagi Rusia,” Menteri Pertahanan Inggris itu menjelaskan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (14/10/2022).

Pejabat NATO yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada surat kabar The Telegraph bahwa kata-kata Macron mengancam “prinsip pencegahan.”

"Kami tidak membahas secara rinci skenario," kata sumber itu.

Pada acara tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan kembali bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengetahui jika dia menggunakan senjata nuklir di Ukraina, itu akan memiliki konsekuensi yang parah bagi Rusia, tanpa memperluas apa yang mungkin terjadi.



Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden awal pekan ini mengatakan bahwa bukan tanggung jawab dirinya untuk membahas tanggapannya jika Rusia memutuskan untuk membom Ukraina. Sedangkan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, pada bulan September memperingatkan bahwa perkembangan seperti itu akan memiliki "konsekuensi bencana" bagi Moskow.

Apa yang The Telegraph gambarkan sebagai "perang kata-kata nuklir" antara Rusia dan Barat dimulai bulan lalu setelah Putin bersumpah bahwa Moskow akan menggunakan "semua cara" yang dimilikinya jika integritas wilayah Rusia terancam.

Pernyataan itu ditafsirkan oleh AS dan sekutunya sebagai "ancaman terselubung" untuk menyebarkan senjata nuklir selama konflik di Ukraina.

Banyak pejabat Rusia sejak itu bersikeras bahwa negara itu tidak mengancam siapa pun dengan nuklir. Mereka menunjuk pada doktrin militer Rusia, yang menyatakan bahwa senjata nuklir hanya dapat digunakan jika senjata semacam itu atau senjata pemusnah massal lainnya digunakan untuk melawan negara, atau dihadapkan dengan ancaman eksistensial dari senjata konvensional.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More