Senada dengan Zelensky, Sekjen NATO Desak Bantuan Pertahanan Udara untuk Ukraina
Rabu, 12 Oktober 2022 - 16:08 WIB
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO meminta sekutunya untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, terutama sistem pertahanan udara canggih. Permintaan itu dilontarkan sehari setelah Rusia menghujani 19 kota Ukraina dengan roket.
Stoltenberg mengatakan serangan udara Rusia terhadap sasaran sipil adalah tanda kelemahan dan Ukraina lebih mampu mencegahnya jika persenjataan yang ada diperluas.
“Sistem pertahanan udara ini membuat perbedaan karena banyak dari rudal yang masuk sebenarnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina yang disediakan oleh sekutu NATO,” katanya seperti dikutip dari The New York Times, Rabu (12/11/2022).
Pernyataan Stoltenberg muncul ketika para pemimpin Barat, yang marah dengan meningkatnya permusuhan Rusia di Ukraina, mengadakan pertemuan darurat virtual negara industri Kelompok 7 (G7). Mereka menjanjikan dukungan keuangan dan militer untuk Ukraina. Gedung Putih juga mengatakan akan mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara canggih.
Para pemimpin G7 juga memperingatkan Rusia tentang "konsekuensi berat" jika menggunakan senjata kimia, biologi atau nuklir dalam konflik.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan sistem pertahanan udara kepada negara-negara anggota G7.
“Ketika Ukraina menerima sistem pertahanan udara modern dan efektif dalam jumlah yang cukup, elemen kunci teror Rusia – serangan rudal – akan berhenti bekerja,” kata presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kepada para pemimpin G7.
Menurut Staf Umum Ukraina, dalam dua hari terakhir, pasukan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh setidaknya 66 rudal jelajah dari lebih dari 120 dan pada hari Selasa saja telah menghancurkan semua kecuali delapan rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina. Selama periode ini, pertahanan udara Ukraina juga telah menembak jatuh 40 drone kamikaze, terutama Shahed-136 buatan Iran.
Stoltenberg mengatakan serangan udara Rusia terhadap sasaran sipil adalah tanda kelemahan dan Ukraina lebih mampu mencegahnya jika persenjataan yang ada diperluas.
“Sistem pertahanan udara ini membuat perbedaan karena banyak dari rudal yang masuk sebenarnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina yang disediakan oleh sekutu NATO,” katanya seperti dikutip dari The New York Times, Rabu (12/11/2022).
Pernyataan Stoltenberg muncul ketika para pemimpin Barat, yang marah dengan meningkatnya permusuhan Rusia di Ukraina, mengadakan pertemuan darurat virtual negara industri Kelompok 7 (G7). Mereka menjanjikan dukungan keuangan dan militer untuk Ukraina. Gedung Putih juga mengatakan akan mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara canggih.
Para pemimpin G7 juga memperingatkan Rusia tentang "konsekuensi berat" jika menggunakan senjata kimia, biologi atau nuklir dalam konflik.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan sistem pertahanan udara kepada negara-negara anggota G7.
“Ketika Ukraina menerima sistem pertahanan udara modern dan efektif dalam jumlah yang cukup, elemen kunci teror Rusia – serangan rudal – akan berhenti bekerja,” kata presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kepada para pemimpin G7.
Menurut Staf Umum Ukraina, dalam dua hari terakhir, pasukan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh setidaknya 66 rudal jelajah dari lebih dari 120 dan pada hari Selasa saja telah menghancurkan semua kecuali delapan rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina. Selama periode ini, pertahanan udara Ukraina juga telah menembak jatuh 40 drone kamikaze, terutama Shahed-136 buatan Iran.
(ian)
tulis komentar anda