Banjir Jepang Tewaskan 20 Orang, Terbanyak di Panti Jompo

Minggu, 05 Juli 2020 - 14:07 WIB
Banjir di Jepang menewaskan 20 orang. Foto/AP
TOKYO - Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Jepang diperkirakan menyebabkan sekitar 20 orang tewas. Proses pencarian korban terhambat air banjir yang dalam dan risiko tanah longsor di Jepang selatan, termasuk di fasilitas panti jompo di mana lebih dari belasan orang tewas dan sejumlah lainnya masih terdampar.

Helikopter dan kapal penyelamat berhasil mengangkut para korban dari rumah mereka di wilayah Kumamoto. Hingga 10.000 pasukan pertahanan, penjaga pantai dan pasukan pemadam kebakaran mengambil bagian dalam operasi tersebut.

Daerah besar di sepanjang Sungai Kuma ditelan oleh banjir dengan banyak rumah, bangunan, dan kendaraan yang terendam hampir sampai ke atapnya. Tanah longsor menghantam sejumlah rumah, mengirim para penduduk mengungsi ke atas atap untuk menyelamatkan diri.

Di sebuah panti jompo yang kebanjiran di Desa Kuma, setidaknya 14 orang diperkirakan tewas setelah penyelamat mencapai mereka pada hari Sabtu, kata para pejabat. Tiga orang lainnya menderita hipotermia.

Penyelamatan berlanjut pada hari ini, Minggu (5/7/2020), bagi puluhan warga dan pengasuh lainnya yang masih berada di fasilitas perawatan tepi sungai Senjuen, di mana sekitar 60 orang terperangkap ketika air banjir dan lumpur menyembur, kata para pejabat.



Secara keseluruhan, pejabat Kumamoto mengatakan mereka dapat mengkonfirmasi 18 orang yang diperkirakan meninggal, termasuk 14 di panti jompo, karena mereka terus menilai tingkat kerusakan. Televisi NHK mengatakan 16 dipastikan tewas, 16 lainnya diperkirakan tewas dan 14 masih hilang.

Di Kota Hitoyoshi, banjir melanda rumah-rumah di dekat stasiun kereta utama.

"Air naik ke lantai dua begitu cepat dan saya tidak bisa berhenti menggigil," kata seorang wanita berusia 55 tahun yang mengunjungi kerabatnya kepada surat kabar Asahi yang dinukil AP.

Ia dan kerabatnya lari ke lantai atas rumah, berenang keluar jendela dan akhirnya berlindung di atap untuk menunggu diselamatkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More