Rusia Dilaporkan Bersiap Caplok Wilayah Referendum
Rabu, 28 September 2022 - 23:31 WIB
MOSKOW - Rusia dilaporkan sedang bersiap untuk mencaplok wilayah Ukraina yang dikontrolnya menyusul referendum bertahap yang diduga mendukung pemerintahan Moskow.
Negara-negara Barat telah menolak pemungutan suara itu sebagai sebuah kepura-puraan yang tidak berarti yang dilakukan oleh Moskow dalam upaya untuk melegitimasi invasinya ke Ukraina dan pendudukannya atas wilayah-wilayah di timur.
Tidak segera jelas bagaimana proses administrasi akan terungkap.
Menurut media Rusia, langkah selanjutnya adalah parlemen Rusia, Duma Negara, menyetujui RUU pencaplokan yang secara resmi memasukkan empat wilayah ke dalam wilayah Rusia. Ini bisa terjadi paling cepat Rabu dan akan diikuti dengan persetujuan di majelis tinggi.
Menurut kantor berita Rusia, seperti dikutip dari France24, Rabu (28/9/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan mendeklarasikan wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia pada hari Jumat.
Pejabat yang ditempatkan Rusia di wilayah pendudukan mengatakan mereka akan meminta Putin untuk memasukkan mereka ke Rusia. Administrator wilayah Kherson yang didukung Rusia menerbitkan permintaan di aplikasi Telegram pada hari ini meminta penggabungan ke Rusia.
Vladimir Saldo mengatakan penduduk wilayah Kherson telah membuat "pilihan bersejarah" untuk bergabung dengan Rusia.
Pemimpin wilayah Luhansk yang didukung Kremlin, Leonid Pasechnik, juga mengajukan permohonan serupa kepada Putin. Separatis yang didukung Moskow telah menguasai sebagian besar Luhansk sejak 2014 ketika Rusia mencaplok semenanjung Crimea.
Menurut pejabat pemilihan yang dibentuk Rusia, 93 persen suara yang diberikan di wilayah Zaporizhzhia mendukung bergabung dengan Rusia, seperti halnya 87 persen di wilayah Kherson, 98 persen di wilayah Luhansk, dan 99 persen di Donetsk.
Referendum yang disebut mengikuti pola yang digunakan Moskow di Crimea setelah demonstrasi jalanan nasional melihat presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan.
Seperti di Crimea, pengamat melihat hasilnya sebagai kesimpulan yang sudah pasti. Petugas pemilu membawa kotak suara dari pintu ke pintu, dalam banyak kasus didampingi oleh pasukan bersenjata Rusia.
Negara-negara Barat telah menolak pemungutan suara itu sebagai sebuah kepura-puraan yang tidak berarti yang dilakukan oleh Moskow dalam upaya untuk melegitimasi invasinya ke Ukraina dan pendudukannya atas wilayah-wilayah di timur.
Tidak segera jelas bagaimana proses administrasi akan terungkap.
Menurut media Rusia, langkah selanjutnya adalah parlemen Rusia, Duma Negara, menyetujui RUU pencaplokan yang secara resmi memasukkan empat wilayah ke dalam wilayah Rusia. Ini bisa terjadi paling cepat Rabu dan akan diikuti dengan persetujuan di majelis tinggi.
Menurut kantor berita Rusia, seperti dikutip dari France24, Rabu (28/9/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan mendeklarasikan wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia pada hari Jumat.
Pejabat yang ditempatkan Rusia di wilayah pendudukan mengatakan mereka akan meminta Putin untuk memasukkan mereka ke Rusia. Administrator wilayah Kherson yang didukung Rusia menerbitkan permintaan di aplikasi Telegram pada hari ini meminta penggabungan ke Rusia.
Vladimir Saldo mengatakan penduduk wilayah Kherson telah membuat "pilihan bersejarah" untuk bergabung dengan Rusia.
Pemimpin wilayah Luhansk yang didukung Kremlin, Leonid Pasechnik, juga mengajukan permohonan serupa kepada Putin. Separatis yang didukung Moskow telah menguasai sebagian besar Luhansk sejak 2014 ketika Rusia mencaplok semenanjung Crimea.
Menurut pejabat pemilihan yang dibentuk Rusia, 93 persen suara yang diberikan di wilayah Zaporizhzhia mendukung bergabung dengan Rusia, seperti halnya 87 persen di wilayah Kherson, 98 persen di wilayah Luhansk, dan 99 persen di Donetsk.
Referendum yang disebut mengikuti pola yang digunakan Moskow di Crimea setelah demonstrasi jalanan nasional melihat presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan.
Seperti di Crimea, pengamat melihat hasilnya sebagai kesimpulan yang sudah pasti. Petugas pemilu membawa kotak suara dari pintu ke pintu, dalam banyak kasus didampingi oleh pasukan bersenjata Rusia.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda