Protes Perintah Mobilisasi, 730 Orang Ditangkap Polisi Rusia

Minggu, 25 September 2022 - 20:10 WIB
Protes Perintah Mobilisasi, 730 Orang Ditangkap Polisi Rusia. FOTO/Reuters
MOSKOW - Lebih dari 730 orang ditahan di seluruh Rusia dalam protes menentang perintah mobilisasi pada Sabtu (24/9/2022), kata sebuah kelompok hak asasi. Aksi demonstrasi terus terjadi, tiga hari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi terbatas.

Kelompok pemantau protes OVD-Info independen mengatakan, mereka mengetahui penahanan di 32 kota berbeda, dari St Petersburg hingga Siberia. Demonstrasi tanpa sanksi adalah ilegal menurut hukum Rusia, yang juga melarang aktivitas apa pun yang dianggap mencemarkan nama baik Angkatan Bersenjata.



"Apakah kamu ingin menjadi sepertiku?" membaca sebuah plakat yang dipegang oleh seorang wanita di kursi roda di sebuah rapat umum di Moskow, seperti dikutip dari Reuters. Rekaman dari protes yang sama menunjukkan petugas Rusia membawa pria dan wanita ke mobil polisi.

Sementara itu, antrean panjang terbentuk di perbatasan Rusia, ketika para pria mencoba meninggalkan negara itu karena mereka takut dipanggil untuk berperang di Ukraina.



Beberapa jam setelah Putin mengumumkan mobilisasi parsial, seorang warga Rusia, Hoelun menerima telepon dari ibunya untuk mengemasi barang-barangnya. Hoelun berasal dari Buryatia, sebuah republik di Siberia di timur jauh Rusia.

Sebagai mantan prajurit, pacarnya yang berusia 29 tahun memenuhi syarat untuk direkrut dan setelah kursus penyegaran singkat, dikerahkan ke garis depan di Ukraina timur. “Dia [ibu] dan ayah saya menjemput kami, dan pada tengah malam kami berada di kota perbatasan Kyakhta,” katanya kepada Al Jazeera dari Mongolia.



“Jumlah mobil masih relatif sedikit, sedikit lebih banyak dari biasanya. Kami berdiri selama dua jam sebelum mereka membiarkan kami masuk ke zona perbatasan. Lalu selama tiga jam lagi saat kami mengantre. Kami diminta untuk mengeluarkan semua barang-barang kami dari mobil dan mereka memeriksa semua tas,” urainya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More