Geng Kriminal Kuasai Bank Picu Skandal Perbankan, Ratusan Orang Ditangkap
Selasa, 30 Agustus 2022 - 19:13 WIB
BEIJING - Pihak kepolisian di China telah menangkap lebih dari 200 tersangka yang terkait dengan salah satu skandal perbankan terbesar di negara itu. Skandal ini memicu aksi protes massal yang jarang terjadi.
Empat bank di provinsi Henan, China tengah, menangguhkan penarikan tunai pada April lalu karena pihak regulator menindak salah urus, membekukan dana ratusan ribu nasabah dan memicu aksi protes yang terkadang berakhir dengan kekerasan.
Pada Senin, pihak kepolisian mengatakan mereka telah menangkap 234 orang sehubungan dengan skandal itu dan kemajuan signifikan sedang dilakukan untuk memulihkan dana yang dicuri.
"Sebuah geng kriminal secara ilegal menguasai empat bank desa dan kota serta diduga melakukan serangkaian kejahatan serius," kata polisi di kota Xuchang dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari France24, Selasa (30/8/2022).
Sektor perbankan pedesaan China telah terpukul keras oleh upaya Beijing untuk mengendalikan gelembung properti dan utang yang melonjak dalam tindakan keras keuangan yang memiliki efek riak di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Regulator secara bertahap menawarkan pembayaran kepada deposan sejak pertengahan April.
Pada hari Senin, regulator perbankan dan asuransi Henan berjanji untuk membayar kembali mereka yang telah menyetor antara USD57.900 hingga USD72.300 (sekitar Rp858 juta hingga Rp1 miliar) mulai minggu ini.
Deposan yang berutang dalam jumlah yang lebih kecil dilunasi lebih awal.
Para analis mengatakan besarnya dan skala penipuan ini memberikan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kepercayaan publik terhadap sistem keuangan China, dengan bank-bank yang terlibat diduga beroperasi secara ilegal selama lebih dari satu dekade.
Demonstrasi massal 10 Juli lalu oleh para deposan di Ibu Kota provinsi Henan, Zhengzhou, dibubarkan dengan kekerasan. Menurut laporan saksi mata yang diberikan kepada AFP dan foto-foto terverifikasi di media sosial para demonstran dipaksa naik bus oleh polisi dan dipukuli.
Empat bank di provinsi Henan, China tengah, menangguhkan penarikan tunai pada April lalu karena pihak regulator menindak salah urus, membekukan dana ratusan ribu nasabah dan memicu aksi protes yang terkadang berakhir dengan kekerasan.
Pada Senin, pihak kepolisian mengatakan mereka telah menangkap 234 orang sehubungan dengan skandal itu dan kemajuan signifikan sedang dilakukan untuk memulihkan dana yang dicuri.
"Sebuah geng kriminal secara ilegal menguasai empat bank desa dan kota serta diduga melakukan serangkaian kejahatan serius," kata polisi di kota Xuchang dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari France24, Selasa (30/8/2022).
Sektor perbankan pedesaan China telah terpukul keras oleh upaya Beijing untuk mengendalikan gelembung properti dan utang yang melonjak dalam tindakan keras keuangan yang memiliki efek riak di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Regulator secara bertahap menawarkan pembayaran kepada deposan sejak pertengahan April.
Pada hari Senin, regulator perbankan dan asuransi Henan berjanji untuk membayar kembali mereka yang telah menyetor antara USD57.900 hingga USD72.300 (sekitar Rp858 juta hingga Rp1 miliar) mulai minggu ini.
Deposan yang berutang dalam jumlah yang lebih kecil dilunasi lebih awal.
Para analis mengatakan besarnya dan skala penipuan ini memberikan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kepercayaan publik terhadap sistem keuangan China, dengan bank-bank yang terlibat diduga beroperasi secara ilegal selama lebih dari satu dekade.
Demonstrasi massal 10 Juli lalu oleh para deposan di Ibu Kota provinsi Henan, Zhengzhou, dibubarkan dengan kekerasan. Menurut laporan saksi mata yang diberikan kepada AFP dan foto-foto terverifikasi di media sosial para demonstran dipaksa naik bus oleh polisi dan dipukuli.
(ian)
tulis komentar anda