Protes Maraknya Aksi Kejahatan dan Inflasi, Ribuan Warga Haiti Turun ke Jalan

Selasa, 23 Agustus 2022 - 06:01 WIB
Protes Maraknya Aksi Kejahatan dan Inflasi, Ribuan Warga Haiti Turun ke Jalan. FOTO/Reuters
PORT-AU-PRINCE - Ribuan warga Haiti pada Senin (22/8/2022) bergabung dalam aksi unjuk rasa di sekitar negara Karibia itu untuk memprotes kejahatan yang merajalela dan melonjaknya harga konsumen. Demonstrasi merebak ketika Bank Sentral Haiti melaporkan bahwa inflasi telah mencapai level tertinggi dalam 10 tahun.

Seperti dilaporkan Reuters, para pengunjuk rasa mendirikan barikade yang membakar di beberapa daerah, termasuk ibu kota Port-au-Prince. Beberapa di antaranya mengatakan, warga marah atas kelangkaan bensin dan solar yang semakin meningkat yang dapat memaksa beberapa bisnis tutup.





Jean Baden Dubois, Gubernur Bank Sentral Haiti, mengatakan, ekonomi kemungkinan akan berkontraksi sebesar 0,4% tahun ini, menyusul depresiasi tajam mata uang gourde.

"Kalau saya ambil angka dari Juni 2022, inflasi sudah mencapai 29%," kata Dubois dalam konferensi pers, mengacu pada inflasi tahunan. "Ini tingkat tertinggi yang kami miliki dalam 10 tahun," lanjutnya.

Demonstrasi tersebut bertepatan dengan peringatan pemberontakan budak tahun 1791 yang memicu perjuangan panjang untuk kemerdekaan Haiti dari Prancis pada tahun 1804.

Demonstran mengadakan demonstrasi di kota-kota termasuk Cap-Haitien, Petit-Goave, dan Jacmel, banyak yang mengenakan baju merah bertuliskan kata "endepandans" atau "kemerdekaan."



Kekerasan geng kronis telah membuat sebagian besar wilayah negara di luar kendali otoritas pemerintah, dan pecahnya pertempuran berdarah antara geng-geng saingan telah menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan mengungsi.

Warga Haiti dalam beberapa pekan terakhir juga berjuang untuk menemukan bahan bakar, yang membuat beberapa orang tidak dapat bekerja.

Stok bahan bakar negara itu semakin menipis karena importir bahan bakar berjuang untuk mendapatkan bayaran untuk subsidi yang membuat harga bahan bakar tetap rendah di Haiti, dan karena kesulitan mendapatkan dolar dari bank sentral, menurut dua sumber yang mengetahui situasi tersebut.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More