Beberapa Jamaah Salat Tewas akibat Ledakan Dahsyat di Masjid Kabul
Kamis, 18 Agustus 2022 - 07:00 WIB
KABUL - Ledakan dahsyat mengguncang sebuah masjid di Kabul , Afghanistan, saat salat magrib berlangsung pada Rabu. Beberapa jamaah, termasuk imam salat, tewas dalam insiden ini.
Organisasi non-pemerintah Italia (LSM) Emergency, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul, mengatakan telah menerima 27 pasien luka dalam ledakan itu, tiga di antaranya telah meninggal.
"Kami telah mencatat tiga kematian," kata Emergency kepada kantor berita AFP melalui email, Kamis (18/8/2022).
Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 20 orang tewas dalam ledakan itu dan 40 lainnya terluka.
Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan ada korban tewas dan luka-luka dalam ledakan itu, tetapi tidak merinci berapa banyak.
"Pembunuh warga sipil dan pelaku...akan segera dihukum atas kejahatan mereka," tulisnya di Twitter
Polisi setempat mengatakan ada korban jiwa tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.
"Sebuah ledakan terjadi di dalam sebuah masjid...ledakan itu menimbulkan korban, tetapi jumlahnya belum jelas," kata juru bicara polisi Kabul Khalid Zadran kepada Reuters.
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan kuat terdengar di lingkungan Kabul utara, menghancurkan jendela di gedung-gedung di dekatnya. Ambulans bergegas ke tempat itu.
Seorang pejabat intelijen Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip oleh Reuters mengatakan ledakan itu terjadi di sebuah masjid di daerah Khair Khana di Kabul.
Sumber tersebut melanjutkan, imam masjid termasuk di antara mereka yang tewas dan jumlah korban masih bisa bertambah.
Tim intelijen berada di lokasi ledakan dan penyelidikan sedang berlangsung.
Terlepas dari pernyataan Taliban bahwa mereka telah membawa keamanan bagi negara, Afghanistan menyaksikan serangan reguler oleh kelompok-kelompok bersenjata, banyak dari mereka diklaim oleh afiliasi ISIS yang dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khorasan atau ISIS- dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu, seorang pemimpin agama terkemuka Taliban, Sheikh Rahimullah Haqqani, tewas dalam serangan bom di sebuah seminari di Kabul. Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada bulan Juni, ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah kuil Sikh di Kabul yang menewaskan dua orang.
Taliban merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021 selama penarikan pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat. Belum ada negara yang mengakui pemerintahan de facto Taliban.
Organisasi non-pemerintah Italia (LSM) Emergency, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul, mengatakan telah menerima 27 pasien luka dalam ledakan itu, tiga di antaranya telah meninggal.
"Kami telah mencatat tiga kematian," kata Emergency kepada kantor berita AFP melalui email, Kamis (18/8/2022).
Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 20 orang tewas dalam ledakan itu dan 40 lainnya terluka.
Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan ada korban tewas dan luka-luka dalam ledakan itu, tetapi tidak merinci berapa banyak.
"Pembunuh warga sipil dan pelaku...akan segera dihukum atas kejahatan mereka," tulisnya di Twitter
Polisi setempat mengatakan ada korban jiwa tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.
"Sebuah ledakan terjadi di dalam sebuah masjid...ledakan itu menimbulkan korban, tetapi jumlahnya belum jelas," kata juru bicara polisi Kabul Khalid Zadran kepada Reuters.
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan kuat terdengar di lingkungan Kabul utara, menghancurkan jendela di gedung-gedung di dekatnya. Ambulans bergegas ke tempat itu.
Seorang pejabat intelijen Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip oleh Reuters mengatakan ledakan itu terjadi di sebuah masjid di daerah Khair Khana di Kabul.
Sumber tersebut melanjutkan, imam masjid termasuk di antara mereka yang tewas dan jumlah korban masih bisa bertambah.
Tim intelijen berada di lokasi ledakan dan penyelidikan sedang berlangsung.
Terlepas dari pernyataan Taliban bahwa mereka telah membawa keamanan bagi negara, Afghanistan menyaksikan serangan reguler oleh kelompok-kelompok bersenjata, banyak dari mereka diklaim oleh afiliasi ISIS yang dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khorasan atau ISIS- dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu, seorang pemimpin agama terkemuka Taliban, Sheikh Rahimullah Haqqani, tewas dalam serangan bom di sebuah seminari di Kabul. Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada bulan Juni, ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah kuil Sikh di Kabul yang menewaskan dua orang.
Taliban merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021 selama penarikan pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat. Belum ada negara yang mengakui pemerintahan de facto Taliban.
(min)
tulis komentar anda