Perbedaan Tentara Muslim Chechnya vs Tentara Muslim Tatar Krimea Ukraina yang Saling Berhadapan di Medan Perang

Kamis, 28 Juli 2022 - 23:37 WIB
Sejarah yang panjang dan penuh kekerasan yang dialami Chechnya yang kini bergabung dengan Rusia memiliki penduduk mayoritas muslim. Daerah ini terkenal sering mengalami konflik dengan Moskow. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia menjaga Chechnya agar tidak merdeka, tujuan yang telah dicita citakan daerah ini sejak runtuhnya Uni Soviet.

Konflik pertama pecah pada tahun 1994 ketika Rusia mengirim pasukan ke Republik Chechnya untuk menggagalkan upaya melepaskan diri. Pertempuran berhenti hanya dua tahun kemudian, pada tahun 1997, setelah penandatanganan perjanjian damai pada bulan Agustus 1996.

Dua tahun pertama perang itu bertepatan dengan naiknya Putin ke tampuk kekuasaan. Perang ini berakhir pada April 2000. Dua bulan kemudian, Putin menunjuk Akhmad Kadyrov sebagai kepala Republik Chechnya, yang akan memerintah sampai dia dibunuh oleh pemberontak Islam pada 2004.

Kemudian putranya pada tahun 2007, Ramzan Kadyrov dipilih menjadi pemimpin Chechnya. Dalam kekuasaannya hak asasi manusia telah rusak ketika para kritikus, aktivis, dan jurnalis menghadapi tindak kekerasan. Karena itu banyak orang-orang Chechnya meninggalkan wilayahnya di saat masa kekuasaan Kadyrov.



Kadyrov, yang menganut tasawuf, sebuah sekte Islam moderat dengan akar sejarah yang dalam di Chechnya, mencoba mencap pertempuran di Ukraina sebagai jihad, istilah Islam untuk perang suci.

Klaim terbaru Kadyrov secara khusus mendapat kecaman tidak hanya oleh para aktivis dan pemimpin Muslim tetapi bahkan oleh orang-orang yang percaya pada perang suci, termasuk jihadis di Suriah dan Irak.

Tatar Krimea

Sementara untuk tentara muslim Tatar Krimea ini dipimpin oleh Isa Akayev. Mayoritas tentaranya ini merupakan mantan penduduk Tatar Krimea, dan kelompok Muslim Turki yang berasal dari Semenanjung Laut Hitam.

Dilansir dari swissinfo.ch, Sejarah terbentuknya pasukan ini dimulai dari berkuasanya diktator Joseph Stalin yang memerintahkan deportasi massal untuk Tatar Krimea pada tahun 1944, karena mereka dianggap bekerja sama dengan Nazi Jerman.

Hal tersebut membuat banyak rakyat Tatar Krimea meninggal. Mulai dari sini Akayev meninggalkan wilayah tersebut dan menuju Ukraina. Meskipun sempat ditolak dia pada akhirnya mendapat kepercayaan untuk membantu rakyat Ukraina pada tahun 2014 untuk berperang di Donbas bersama dua unit Chechnya.

Tujuan pasukan ini adalah untuk merebut kembali Krimea yang berada di tangan Rusia. Namun hal ini memang masih sulit untuk dilakukan tentara sukarelawan ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More