Sepuluh Orang Tewas dalam Demonstrasi Anti PBB di Kongo
Rabu, 27 Juli 2022 - 01:56 WIB
Demonstran lain, Jack Sinzahera mengatakan: "Kami memiliki polisi kami sendiri yang akan menjaga keamanan dan properti kami, kami tidak ingin ada hubungannya dengan Monusco."
Salah satu gambar grafis yang dibagikan di media sosial menunjukkan seseorang terbaring diam di tanah, sementara yang lain berteriak bahwa dia telah ditembak mati oleh pasukan PBB.
Juru bicara pemerintah Republik Demokratik Kongo Patrick Muyaya sebelumnya mengatakan di Twitter bahwa setidaknya lima orang tewas dan sekitar 50 lainnya terluka. Tapi dia tidak mengatakan siapa yang dia pikir bertanggung jawab.
Pada hari Senin, kepala Monusco Khassim Diagne mengatakan bahwa "bukan dalam kekacauan dan kebingungan atau perpecahan bahwa kami akan membuat kemajuan menuju stabilisasi dan perdamaian.
"(Monusco) berdiri di samping rakyat dan mendukung pasukan pertahanan dan keamanan nasional dalam perjuangan mereka melawan kelompok-kelompok bersenjata."
Ada protes terhadap PBB selama bertahun-tahun di Goma dan kota-kota lain di timur negara itu, tetapi tidak pada skala atau tingkat kekerasan ini.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah berada di Republik Demokratik Kongo selama lebih dari dua dekade. Monasco mengambil alih dari misi PBB sebelumnya pada tahun 2010.
Tetapi para kritikus menunjukkan bahwa pada saat itu aktivitas pemberontak belum berakhir dan orang-orang di wilayah tersebut terus hidup dalam keadaan tidak aman.
Monusco saat ini memiliki hampir 18.000 personel di negara itu, termasuk lebih dari 12.000 tentara dengan Pakistan, India dan Bangladesh sebagai negara dengan jumlah pasukan terbesar. Pasukan itu sedang bersiap untuk ditarik meskipun tidak ada tanggal yang ditetapkan.
Salah satu gambar grafis yang dibagikan di media sosial menunjukkan seseorang terbaring diam di tanah, sementara yang lain berteriak bahwa dia telah ditembak mati oleh pasukan PBB.
Juru bicara pemerintah Republik Demokratik Kongo Patrick Muyaya sebelumnya mengatakan di Twitter bahwa setidaknya lima orang tewas dan sekitar 50 lainnya terluka. Tapi dia tidak mengatakan siapa yang dia pikir bertanggung jawab.
Pada hari Senin, kepala Monusco Khassim Diagne mengatakan bahwa "bukan dalam kekacauan dan kebingungan atau perpecahan bahwa kami akan membuat kemajuan menuju stabilisasi dan perdamaian.
"(Monusco) berdiri di samping rakyat dan mendukung pasukan pertahanan dan keamanan nasional dalam perjuangan mereka melawan kelompok-kelompok bersenjata."
Ada protes terhadap PBB selama bertahun-tahun di Goma dan kota-kota lain di timur negara itu, tetapi tidak pada skala atau tingkat kekerasan ini.
Pasukan penjaga perdamaian PBB telah berada di Republik Demokratik Kongo selama lebih dari dua dekade. Monasco mengambil alih dari misi PBB sebelumnya pada tahun 2010.
Tetapi para kritikus menunjukkan bahwa pada saat itu aktivitas pemberontak belum berakhir dan orang-orang di wilayah tersebut terus hidup dalam keadaan tidak aman.
Monusco saat ini memiliki hampir 18.000 personel di negara itu, termasuk lebih dari 12.000 tentara dengan Pakistan, India dan Bangladesh sebagai negara dengan jumlah pasukan terbesar. Pasukan itu sedang bersiap untuk ditarik meskipun tidak ada tanggal yang ditetapkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda