Koalisi Pemerintahan Kolaps, PM Italia Akan Mengundurkan Diri
Jum'at, 15 Juli 2022 - 01:39 WIB
RUU itu juga mencakup ketentuan yang memungkinkan otoritas Roma membangun insinerator besar untuk sampah ibukota Italia, sebuah proyek yang selalu ditentang oleh M5S.
Conte telah mengancam untuk menarik M5S, yang telah kehilangan setengah dukungannya sejak muncul sebagai partai terbesar di Italia dalam pemilihan umum 2018, dari koalisi Draghi selama berminggu-minggu.
“Hari ini adalah episode pertama, dan sepertinya kisah itu akan mencapai klimaksnya minggu depan,” kata Francesco Galietti, pendiri Policy Sonar, sebuah konsultan di Roma.
“Draghi berhasil meloloskan RUU kontroversial, tetapi masalahnya adalah M5S abstain. Jadi dia pergi ke Mattarella, mungkin untuk menawarkan pengunduran dirinya. Bagaimanapun, mungkin akan ada mosi tidak percaya (pada mandat Draghi baru) minggu depan, dan kita perlu melihat apakah M5S akan mendukungnya,” sambungnya.
M5S telah berjuang untuk menghidupkan kembali kejayaannya di bawah kepemimpinan Conte. Partai tersebut telah kehilangan lusinan anggota parlemen, dan mantan pemimpinnya Luigi Di Maio, menteri luar negeri saat ini, berpisah dari kelompok itu bulan lalu, membawa lebih banyak lagi pendukung bersamanya.
Analis mengatakan langkah terbaru sebagian besar karena gejolak di dalam partai yang sakit daripada dimotivasi oleh perbedaan kebijakan yang berarti dengan pemerintahan Draghi.
Draghi ditunjuk untuk memimpin pemerintahan persatuan pada Februari 2021, dengan tujuan utamanya untuk memimpin Italia keluar dari pandemi virus Corona dan menghidupkan kembali ekonominya.
Runtuhnya pemerintahan bisa mendorong pemilihan umum Italia lebih awal, mungkin di musim gugur.
Conte telah mengancam untuk menarik M5S, yang telah kehilangan setengah dukungannya sejak muncul sebagai partai terbesar di Italia dalam pemilihan umum 2018, dari koalisi Draghi selama berminggu-minggu.
“Hari ini adalah episode pertama, dan sepertinya kisah itu akan mencapai klimaksnya minggu depan,” kata Francesco Galietti, pendiri Policy Sonar, sebuah konsultan di Roma.
“Draghi berhasil meloloskan RUU kontroversial, tetapi masalahnya adalah M5S abstain. Jadi dia pergi ke Mattarella, mungkin untuk menawarkan pengunduran dirinya. Bagaimanapun, mungkin akan ada mosi tidak percaya (pada mandat Draghi baru) minggu depan, dan kita perlu melihat apakah M5S akan mendukungnya,” sambungnya.
M5S telah berjuang untuk menghidupkan kembali kejayaannya di bawah kepemimpinan Conte. Partai tersebut telah kehilangan lusinan anggota parlemen, dan mantan pemimpinnya Luigi Di Maio, menteri luar negeri saat ini, berpisah dari kelompok itu bulan lalu, membawa lebih banyak lagi pendukung bersamanya.
Analis mengatakan langkah terbaru sebagian besar karena gejolak di dalam partai yang sakit daripada dimotivasi oleh perbedaan kebijakan yang berarti dengan pemerintahan Draghi.
Draghi ditunjuk untuk memimpin pemerintahan persatuan pada Februari 2021, dengan tujuan utamanya untuk memimpin Italia keluar dari pandemi virus Corona dan menghidupkan kembali ekonominya.
Runtuhnya pemerintahan bisa mendorong pemilihan umum Italia lebih awal, mungkin di musim gugur.
tulis komentar anda