Pandemi Covid-19, Perempuan di Papua Nugini Didesak Jangan Hamil 2 Tahun
Jum'at, 26 Juni 2020 - 09:09 WIB
Direktur layanan keluarga berencana nirlaba Marie Stopes, David Ayres, mengatakan "ketakutan besar" adalah masalah. "Di tengah pandemi, sistem kesehatan tidak memiliki kapasitas untuk berurusan dengan Ibu yang datang dengan komplikasi selama kehamilan," katanya.
Sementara itu, penelitian telah mengungkapkan perempuan hamil yang terinfeksi Covid-19 dapat menularkan virus ke bayinya. Riset ini dipaparkan presiden The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG), Dr Vijay Roach.
Menurutnya, virus corona tidak akan membahayakan bayi yang belum lahir atau secara drastis mengubah cara seorang perempuan melahirkan.
"Tidak ada bukti peningkatan risiko keguguran, membahayakan bayi, penularan vertikal," katanya.
"Mungkin ada sedikit peningkatan risiko prematuritas, tetapi itu bisa jadi karena jika seorang perempuan tidak sehat, dia mungkin harus melahirkan lebih awal." (Baca juga: Anggaran APD Tak Kunjung Cair, Pilkada 2020 Terancam Batal )
Sementara itu, penelitian telah mengungkapkan perempuan hamil yang terinfeksi Covid-19 dapat menularkan virus ke bayinya. Riset ini dipaparkan presiden The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG), Dr Vijay Roach.
Menurutnya, virus corona tidak akan membahayakan bayi yang belum lahir atau secara drastis mengubah cara seorang perempuan melahirkan.
"Tidak ada bukti peningkatan risiko keguguran, membahayakan bayi, penularan vertikal," katanya.
"Mungkin ada sedikit peningkatan risiko prematuritas, tetapi itu bisa jadi karena jika seorang perempuan tidak sehat, dia mungkin harus melahirkan lebih awal." (Baca juga: Anggaran APD Tak Kunjung Cair, Pilkada 2020 Terancam Batal )
(min)
tulis komentar anda