Dilaporkan Meninggal karena Corona, Wanita Ekuador Ditemukan Masih Hidup di RS
Minggu, 26 April 2020 - 14:34 WIB
QUITO - Seorang wanita asal Ekuador terbangun dari koma dan meminta dokter untuk memberitahu saudara perempuannya. Ini terjadi hampir sebulan setelah dokter memberi tahu keluarganya bahwa ia telah meninggal.
Sontak saja kejadian ini membuat bingung pihak keluarga terkait abu siapa yang diberikan kepada mereka.
Alba Maruri (74) dirawat di rumah sakit di Guayaquil, Ekuador bulan lalu dengan demam tinggi dan masalah pernapasan, seperti dilaporkan surat kabar lokal El Comercio.
Dokter kemudian memberi tahu keluarga Maruri bahwa dia meninggal pada 27 Maret. Ia juga menunjukkan kepada mereka mayat di kamar mayat rumah sakit sehingga mereka bisa mengidentifikasinya.
Tetapi karena takut menyebarkan COVID-19, para pejabat menjauhkan keluarga itu dari mayat meskipun ternyata terlalu jauh.
Jaime Morla, keponakan perempuan tersebut, mengira jasad wanita itu adalah bibinya.
”Saya takut melihat wajahnya. Saya satu setengah meter jauhnya. Dia memiliki rambut yang sama, warna kulit yang sama,” katanya seperti dikutip dari New York Post, Minggu (26/4/2020).
Jasad wanita itu kemudian dikremasi, atas biaya keluarga Maruri.
Belakangan Maruri yang sebenarnya terbangun dari komanya pada hari Kamis lalu. Kenyataan ini membuat para pejabat menyalahkan tercampurnya mayat-mayat di rumah sakit akibat wabah virus Corona di negara Amerika Selatan itu.
Guayaquil adalah pusat penyebaran virus Corona di Ekuador yang telah dihantam lebih dari 22.000 kasus dan hampir 600 kematian dilaporkan.
Sontak saja kejadian ini membuat bingung pihak keluarga terkait abu siapa yang diberikan kepada mereka.
Alba Maruri (74) dirawat di rumah sakit di Guayaquil, Ekuador bulan lalu dengan demam tinggi dan masalah pernapasan, seperti dilaporkan surat kabar lokal El Comercio.
Dokter kemudian memberi tahu keluarga Maruri bahwa dia meninggal pada 27 Maret. Ia juga menunjukkan kepada mereka mayat di kamar mayat rumah sakit sehingga mereka bisa mengidentifikasinya.
Tetapi karena takut menyebarkan COVID-19, para pejabat menjauhkan keluarga itu dari mayat meskipun ternyata terlalu jauh.
Jaime Morla, keponakan perempuan tersebut, mengira jasad wanita itu adalah bibinya.
”Saya takut melihat wajahnya. Saya satu setengah meter jauhnya. Dia memiliki rambut yang sama, warna kulit yang sama,” katanya seperti dikutip dari New York Post, Minggu (26/4/2020).
Jasad wanita itu kemudian dikremasi, atas biaya keluarga Maruri.
Belakangan Maruri yang sebenarnya terbangun dari komanya pada hari Kamis lalu. Kenyataan ini membuat para pejabat menyalahkan tercampurnya mayat-mayat di rumah sakit akibat wabah virus Corona di negara Amerika Selatan itu.
Guayaquil adalah pusat penyebaran virus Corona di Ekuador yang telah dihantam lebih dari 22.000 kasus dan hampir 600 kematian dilaporkan.
(ber)
tulis komentar anda