Makan Malam di Gereja AS Berubah Jadi Tragedi, Pria 70 Tahun Tembak Mati 3 Orang
Sabtu, 18 Juni 2022 - 20:16 WIB
WASHINGTON - Seorang pensiunan menembak dan membunuh 3 orang saat makan malam di gereja Alabama, Amerika Serikat (AS). Pelaku didakwa dengan pembunuhan berencana.
Robert Findlay Smith tengah menghadiri kebaktian di Gereja Episkopal St Stephens, tetapi pada Kamis malam ia tiba di gereja dengan pistol dan menembak mati dua orang berusia 84 tahun dan seorang berusia 75 tahun.
Pensiunan pendeta gereja, Pendeta Doug Carpenter, mengatakan korban tewas bisa lebih banyak lagi jika bukan karena seorang jemaat gereja berusia 70-an berlari ke arah pelaku dan memukulnya dengan kursi lipat sebelum merebut senjata pelaku.
"Dia memukulnya dengan kursi lipat, bergulat dengannya ke tanah, mengambil pistol darinya dan memukul kepalanya dengan pistolnya sendiri," tutur Pendeta Carpenter seperti dilansir dari ITV, Sabtu (18/6/2022).
Saksi mata mengatakan Smith duduk sendirian saat makan malam dan menolak bergabung dengan anggota lain sebelum melepaskan tembakan.
Penembakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian insiden mengejutkan di seluruh AS, termasuk di sekolah Texas, toko di New York, dan gereja lain di California.
"Mengapa seorang pria yang telah ada untuk beberapa waktu tiba-tiba memutuskan dia akan pergi makan malam dan membunuh seseorang?" kata Pendeta Doug Carpenter, pendeta di Gereja St Stephen selama tiga dekade.
"Tidak masuk akal," tambahnya.
Ketiga korban penembakan adalah anggota yang menghadiri makan malam bulanan di gereja. Sebuah postingan di Facebook menyebut pertemuan itu sebagai "Boomers Potluck."
Pendeta Carpenter mengatakan istri salah satu korban dan saksi lainnya menceritakan apa yang terjadi.
Mereka mengatakan seorang pria yang memperkenalkan dirinya hanya sebagai "Tuan Smith" duduk di meja sendirian - seperti yang dia lakukan saat mengunjungi makan malam gereja sebelumnya.
"Orang-orang mencoba berbicara dengannya dan dia agak menjauh dan sangat penyendiri," kata Pendeta Carpenter kepada The Associated Press.
Pada makan malam hari Kamis, anggota gereja Walter Bartlett Rainey mengundang pengunjung untuk bergabung dengan mejanya, kata Pendeta Carpenter, tetapi pria itu menolak.
Segera setelah itu, Carpenter berkata, pria itu mengeluarkan senjatanya dan melepaskan tembakan. Ia menembak Walter Rainey dan dua anggota gereja lainnya sebelum dia dilumpuhkan ke tanah.
Anggota gereja menahan tersangka sampai polisi tiba. Sebuah foto polisi menunjukkan Smith dengan mata kiri menghitam dan luka di hidung dan dahinya.
"Orang yang melumpuhkan tersangka, menurut pendapat saya, adalah seorang pahlawan," kata kapten polisi Shane Ware pada konferensi pers Jumat waktu setempat
Ia menambahkan bahwa tindakan itu sangat penting dalam menyelamatkan nyawa.
Polisi mengatakan Sarah Yeager (75) dari Pelham, meninggal segera setelah dilarikan ke rumah sakit, dan seorang wanita berusia 84 tahun meninggal pada hari Jumat. Polisi tidak merilis namanya, dengan alasan permintaan privasi dari pihak keluarga.
Polisi sedang menyelidiki apa yang memotivasi tersangka, yang kadang-kadang menghadiri kebaktian di gereja.
Catatan dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak menunjukkan bahwa Smith adalah pengedar senjata berlisensi yang bisnisnya terdaftar di alamat rumahnya.
Robert Findlay Smith tengah menghadiri kebaktian di Gereja Episkopal St Stephens, tetapi pada Kamis malam ia tiba di gereja dengan pistol dan menembak mati dua orang berusia 84 tahun dan seorang berusia 75 tahun.
Pensiunan pendeta gereja, Pendeta Doug Carpenter, mengatakan korban tewas bisa lebih banyak lagi jika bukan karena seorang jemaat gereja berusia 70-an berlari ke arah pelaku dan memukulnya dengan kursi lipat sebelum merebut senjata pelaku.
"Dia memukulnya dengan kursi lipat, bergulat dengannya ke tanah, mengambil pistol darinya dan memukul kepalanya dengan pistolnya sendiri," tutur Pendeta Carpenter seperti dilansir dari ITV, Sabtu (18/6/2022).
Saksi mata mengatakan Smith duduk sendirian saat makan malam dan menolak bergabung dengan anggota lain sebelum melepaskan tembakan.
Penembakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian insiden mengejutkan di seluruh AS, termasuk di sekolah Texas, toko di New York, dan gereja lain di California.
Baca Juga
"Mengapa seorang pria yang telah ada untuk beberapa waktu tiba-tiba memutuskan dia akan pergi makan malam dan membunuh seseorang?" kata Pendeta Doug Carpenter, pendeta di Gereja St Stephen selama tiga dekade.
"Tidak masuk akal," tambahnya.
Ketiga korban penembakan adalah anggota yang menghadiri makan malam bulanan di gereja. Sebuah postingan di Facebook menyebut pertemuan itu sebagai "Boomers Potluck."
Pendeta Carpenter mengatakan istri salah satu korban dan saksi lainnya menceritakan apa yang terjadi.
Mereka mengatakan seorang pria yang memperkenalkan dirinya hanya sebagai "Tuan Smith" duduk di meja sendirian - seperti yang dia lakukan saat mengunjungi makan malam gereja sebelumnya.
"Orang-orang mencoba berbicara dengannya dan dia agak menjauh dan sangat penyendiri," kata Pendeta Carpenter kepada The Associated Press.
Pada makan malam hari Kamis, anggota gereja Walter Bartlett Rainey mengundang pengunjung untuk bergabung dengan mejanya, kata Pendeta Carpenter, tetapi pria itu menolak.
Segera setelah itu, Carpenter berkata, pria itu mengeluarkan senjatanya dan melepaskan tembakan. Ia menembak Walter Rainey dan dua anggota gereja lainnya sebelum dia dilumpuhkan ke tanah.
Anggota gereja menahan tersangka sampai polisi tiba. Sebuah foto polisi menunjukkan Smith dengan mata kiri menghitam dan luka di hidung dan dahinya.
"Orang yang melumpuhkan tersangka, menurut pendapat saya, adalah seorang pahlawan," kata kapten polisi Shane Ware pada konferensi pers Jumat waktu setempat
Ia menambahkan bahwa tindakan itu sangat penting dalam menyelamatkan nyawa.
Polisi mengatakan Sarah Yeager (75) dari Pelham, meninggal segera setelah dilarikan ke rumah sakit, dan seorang wanita berusia 84 tahun meninggal pada hari Jumat. Polisi tidak merilis namanya, dengan alasan permintaan privasi dari pihak keluarga.
Polisi sedang menyelidiki apa yang memotivasi tersangka, yang kadang-kadang menghadiri kebaktian di gereja.
Catatan dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak menunjukkan bahwa Smith adalah pengedar senjata berlisensi yang bisnisnya terdaftar di alamat rumahnya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda