Presiden Assad: Rusia dan Suriah Berperang Melawan Musuh yang Sama
Jum'at, 17 Juni 2022 - 14:09 WIB
BEIRUT - Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Kamis (16/6/2022) mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengendalikan teroris dan neo-Nazi, yang berarti Rusia dan Suriah sedang berperang melawan musuh yang sama.
"Rusia dan Suriah berperang melawan musuh yang sama. Baik teroris maupun neo-Nazi dikendalikan oleh negara yang sama: AS," katanya pada pertemuan dengan Dmitry Sablin, Wakil Ketua komite pertahanan Duma Negara, dan delegasi Republik Rakyat Donetsk, menurut kantor berita SANA.
"Pertempuran utama dan terbesar sedang diperjuangkan melawan kebijakan hegemoni, yang diterapkan oleh Barat, yang menganggap dirinya sebagai pusat dan berusaha menguasai dunia sesuai dengan kepentingannya," lanjut pemimpin Suriah itu.
Dia menyerukan "negara-negara yang membela kedaulatan mereka" untuk membangun "hubungan yang kuat satu sama lain untuk membantu memperkuat posisi mereka sendiri dan mewujudkan kepentingan rakyat mereka."
Sablin melakukan perjalanan ke Suriah sebagai bagian dari delegasi Duma Negara. Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri DPR, Natalia Nikonorova juga mengunjungi Suriah. Dalam kunjungan itu dilaporkan Suriah menjadi yang pertama mengakui Republik Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.
Menurut saluran Telegram untuk Republik Rakyat Donetsk (DPR), Assad bertemu dengan Nikonorova, dan menyatakan dukungannya untuk perang Rusia melawan AS dan sekutu NATO-nya.
"Presiden Republik Arab Suriah mencatat kesiapan negara untuk mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk," kata kementerian DPR.
Kelompok itu mengklaim Assad mengumumkan "awal resmi dari prosedur pengakuan dan mencatat bahwa Kementerian Luar Negeri [Republik Arab Suriah] akan segera menerima instruksi yang relevan darinya."
"Assad menyambut para delegasi, mencatat jalan bersama rakyat Donbas dan Suriah dalam perang melawan Amerika Serikat yang tidak bersahabat dan negara-negara Barat lainnya," kata kementerian DRP.
Kelompok separatis mengklaim bahwa Assad "menyatakan keyakinannya dalam penyelesaian yang cepat dan sukses dari operasi untuk membebaskan wilayah Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk dari rezim Kiev."
Suriah adalah salah satu dari hanya lima negara, termasuk Rusia, yang menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi ilegal Moskow. Rezim Assad juga memilih menentang penangguhan keanggotaan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB satu bulan kemudian pada bulan April.
"Rusia dan Suriah berperang melawan musuh yang sama. Baik teroris maupun neo-Nazi dikendalikan oleh negara yang sama: AS," katanya pada pertemuan dengan Dmitry Sablin, Wakil Ketua komite pertahanan Duma Negara, dan delegasi Republik Rakyat Donetsk, menurut kantor berita SANA.
"Pertempuran utama dan terbesar sedang diperjuangkan melawan kebijakan hegemoni, yang diterapkan oleh Barat, yang menganggap dirinya sebagai pusat dan berusaha menguasai dunia sesuai dengan kepentingannya," lanjut pemimpin Suriah itu.
Dia menyerukan "negara-negara yang membela kedaulatan mereka" untuk membangun "hubungan yang kuat satu sama lain untuk membantu memperkuat posisi mereka sendiri dan mewujudkan kepentingan rakyat mereka."
Sablin melakukan perjalanan ke Suriah sebagai bagian dari delegasi Duma Negara. Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri DPR, Natalia Nikonorova juga mengunjungi Suriah. Dalam kunjungan itu dilaporkan Suriah menjadi yang pertama mengakui Republik Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.
Menurut saluran Telegram untuk Republik Rakyat Donetsk (DPR), Assad bertemu dengan Nikonorova, dan menyatakan dukungannya untuk perang Rusia melawan AS dan sekutu NATO-nya.
"Presiden Republik Arab Suriah mencatat kesiapan negara untuk mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk," kata kementerian DPR.
Kelompok itu mengklaim Assad mengumumkan "awal resmi dari prosedur pengakuan dan mencatat bahwa Kementerian Luar Negeri [Republik Arab Suriah] akan segera menerima instruksi yang relevan darinya."
"Assad menyambut para delegasi, mencatat jalan bersama rakyat Donbas dan Suriah dalam perang melawan Amerika Serikat yang tidak bersahabat dan negara-negara Barat lainnya," kata kementerian DRP.
Kelompok separatis mengklaim bahwa Assad "menyatakan keyakinannya dalam penyelesaian yang cepat dan sukses dari operasi untuk membebaskan wilayah Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk dari rezim Kiev."
Suriah adalah salah satu dari hanya lima negara, termasuk Rusia, yang menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi ilegal Moskow. Rezim Assad juga memilih menentang penangguhan keanggotaan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB satu bulan kemudian pada bulan April.
(esn)
tulis komentar anda