Kargo Minyaknya Disita, Iran Sebut AS Lakukan Pembajakan
Jum'at, 27 Mei 2022 - 20:26 WIB
Tidak jelas apakah kargo kapal itu disita karena itu adalah minyak Iran atau karena sanksi terhadap kapal tanker itu atas hubungan Rusia-nya. Iran dan Rusia sendiri menghadapi sanksi AS yang terpisah.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari penyitaan minyak tersebut, tetapi tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters pada hari Kamis bahwa Washington berencana untuk mengirim kargo di atas Pegas ke AS dengan kapal lain.
Perselisihan atas kapal tanker itu terjadi dengan latar belakang upaya yang diliputi ketegangan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS dan beberapa kekuatan dunia lainnya.
Pada hari Rabu, utusan khusus Presiden AS Joe Biden untuk Iran mengakui bahwa prospek untuk memulihkan perjanjian itu "lemah" di tengah tuntutan yang belum terpenuhi dari Teheran agar Washington menghapus IRGC dari daftar "organisasi teroris asing".
Berdasarkan perjanjian nuklr 2015, sanksi terhadap Iran dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir negara itu. Namun mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari penyitaan minyak tersebut, tetapi tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters pada hari Kamis bahwa Washington berencana untuk mengirim kargo di atas Pegas ke AS dengan kapal lain.
Perselisihan atas kapal tanker itu terjadi dengan latar belakang upaya yang diliputi ketegangan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS dan beberapa kekuatan dunia lainnya.
Pada hari Rabu, utusan khusus Presiden AS Joe Biden untuk Iran mengakui bahwa prospek untuk memulihkan perjanjian itu "lemah" di tengah tuntutan yang belum terpenuhi dari Teheran agar Washington menghapus IRGC dari daftar "organisasi teroris asing".
Berdasarkan perjanjian nuklr 2015, sanksi terhadap Iran dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir negara itu. Namun mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda