Protes Invasi ke Ukraina, Diplomat Senior Rusia Mengundurkan Diri

Selasa, 24 Mei 2022 - 21:16 WIB
Kantor perwakilan Rusia di Jenewa, Swiss. Foto/Al Jazeera
JENEWA - Seorang diplomat veteran Rusia untuk kantor PBB di Jenewa telah menyerahkan surat pengunduran dirinya dan mengirim pernyataan kepada rekan-rekan asingnya yang isinya mengkritik perang agresif yang diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina .

"Saya pergi ke misi seperti Senin pagi lainnya dan saya meneruskan surat pengunduran diri saya dan saya keluar," kata Boris Bondarev, yang bekerja sebagai penasihat di misi permanen Rusia untuk PBB di Jenewa, kepada kantor berita Reuters seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (24/5/2022).

Dalam pernyataan yang diedarkan ke sejumlah misi diplomatik di Jenewa, dia mengutuk invasi ke Ukraina dan mengecam Kementerian Luar Negeri Rusia.





“Selama dua puluh tahun karir diplomatik saya, saya telah melihat perubahan yang berbeda dari kebijakan luar negeri kami, tetapi saya tidak pernah merasa malu dengan negara saya seperti pada 24 Februari tahun ini,” kata Bondarev dalam pernyataan yang pertama kali diterbitkan oleh UN Watch, sebuah kelompok advokasi.

Tanggal tersebut mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “operasi militer khusus” untuk “menghapus nazifikasi” negara tersebut.

"Perang agresif yang dilancarkan oleh Putin melawan Ukraina, dan sebenarnya melawan seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap rakyat Ukraina, tetapi juga, mungkin, kejahatan paling serius terhadap rakyat Rusia," bunyi pernyataan itu.

Tidak ada komentar dari misi permanen Rusia untuk PBB.



Bondarev (41) mengatakan dia telah bekerja dengan Kementerian Luar Negeri Rusia selama dua dekade, dan telah bekerja sebagai penasihat di misi negara itu di Jenewa sejak 2019.

Pengunduran diri tersebut merupakan protes langka dari seorang diplomat Rusia karena perbedaan pendapat dan suara-suara kritis, terutama narasi terhadap perang Moskow, telah dengan cepat ditindak.

“Mereka yang merencanakan perang ini hanya menginginkan satu hal – untuk tetap berkuasa selamanya, tinggal di istana hambar yang sombong, berlayar di kapal pesiar yang sebanding dalam tonase dan biaya untuk seluruh Angkatan Laut Rusia, menikmati kekuatan tak terbatas dan impunitas penuh,” katanya dalam pernyataan itu.

Rusia?

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More