Turki Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO Jika Sanksi S-400 Dicabut
Rabu, 18 Mei 2022 - 12:17 WIB
STOCKHOLM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada 16 Mei 2022 bahwa negaranya tidak dapat menyetujui keanggotaan NATO untuk Swedia dan Finlandia.
Alasan Erdogan, Swedia dan Finlandia memberlakukan sanksi terhadap Turki pada 2019 dan telah menolak mengekstradisi orang Kurdi yang menurut Ankara terkait dengan kelompok teroris PKK.
“Turki menuntut negara-negara Eropa mengakhiri pembatasan ekspor senjata serta pencabutan sanksi AS untuk sistem S-400 Rusia yang dibeli Turki, sebagai imbalan menyetujui keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO,” ungkap laporan Bloomberg pada Selasa (17/5/2022).
Tiga pejabat senior Turki mengatakan kepada Bloomberg bahwa Ankara bersikeras, “Swedia dan Finlandia mengakui kekhawatiran tentang milisi Kurdi, baik di dalam Turki maupun melintasi perbatasannya di Suriah dan Irak.”
Sumber Turki mencatat, selain mengakui Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai organisasi teroris, hal yang sama harus dilakukan dengan semua kelompok yang terkait dengannya.
Selain itu, Turki dilaporkan menuntut Swedia dan Finlandia, bersama dengan negara-negara Eropa lainnya, mengakhiri pembatasan ekspor senjata yang mereka terapkan pada Turki setelah Operasi Mata Air Perdamaian di timur laut Suriah pada 2019.
Operasi Turki itu bertujuan mendorong militan Unit Pertahanan Kurdi (YPG) menjauh dari perbatasannya dan menciptakan apa yang disebut zona aman untuk mendorong pengungsi Suriah kembali ke rumah.
Turki telah menetapkan PKK dan YPG sebagai organisasi teroris tunggal.
Ankara juga memiliki tuntutan lain dari aliansi NATO itu sendiri. Salah satunya adalah dimulainya kembali program produksi pesawat tempur F-35 AS, di mana Ankara dikeluarkan setelah memperoleh sistem S-400 Rusia.
Ankara juga menuntut AS mengizinkan pembelian puluhan pesawat F-16 dan meningkatkan kit untuk armada jet tempur yang ada.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki tidak dapat menyetujui keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO, karena negara-negara ini telah menolak mengekstradisi "teroris" dan memberlakukan sanksi terhadap Ankara.
Erdogan menegaskan, kedua negara Nordik itu tidak perlu repot mengirim delegasi untuk meyakinkan Turki tentang tawaran mereka.
Pada Januari, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Finlandia dan Swedia, jika mereka mengajukan keanggotaan NATO, akan dapat dengan cepat bergabung dengan aliansi tersebut.
Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei 2022.
Rusia memperingatkan keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO menjadi ancaman bagi keamanan nasional Moskow.
Alasan Erdogan, Swedia dan Finlandia memberlakukan sanksi terhadap Turki pada 2019 dan telah menolak mengekstradisi orang Kurdi yang menurut Ankara terkait dengan kelompok teroris PKK.
“Turki menuntut negara-negara Eropa mengakhiri pembatasan ekspor senjata serta pencabutan sanksi AS untuk sistem S-400 Rusia yang dibeli Turki, sebagai imbalan menyetujui keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO,” ungkap laporan Bloomberg pada Selasa (17/5/2022).
Tiga pejabat senior Turki mengatakan kepada Bloomberg bahwa Ankara bersikeras, “Swedia dan Finlandia mengakui kekhawatiran tentang milisi Kurdi, baik di dalam Turki maupun melintasi perbatasannya di Suriah dan Irak.”
Sumber Turki mencatat, selain mengakui Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai organisasi teroris, hal yang sama harus dilakukan dengan semua kelompok yang terkait dengannya.
Selain itu, Turki dilaporkan menuntut Swedia dan Finlandia, bersama dengan negara-negara Eropa lainnya, mengakhiri pembatasan ekspor senjata yang mereka terapkan pada Turki setelah Operasi Mata Air Perdamaian di timur laut Suriah pada 2019.
Operasi Turki itu bertujuan mendorong militan Unit Pertahanan Kurdi (YPG) menjauh dari perbatasannya dan menciptakan apa yang disebut zona aman untuk mendorong pengungsi Suriah kembali ke rumah.
Turki telah menetapkan PKK dan YPG sebagai organisasi teroris tunggal.
Ankara juga memiliki tuntutan lain dari aliansi NATO itu sendiri. Salah satunya adalah dimulainya kembali program produksi pesawat tempur F-35 AS, di mana Ankara dikeluarkan setelah memperoleh sistem S-400 Rusia.
Ankara juga menuntut AS mengizinkan pembelian puluhan pesawat F-16 dan meningkatkan kit untuk armada jet tempur yang ada.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki tidak dapat menyetujui keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO, karena negara-negara ini telah menolak mengekstradisi "teroris" dan memberlakukan sanksi terhadap Ankara.
Erdogan menegaskan, kedua negara Nordik itu tidak perlu repot mengirim delegasi untuk meyakinkan Turki tentang tawaran mereka.
Pada Januari, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Finlandia dan Swedia, jika mereka mengajukan keanggotaan NATO, akan dapat dengan cepat bergabung dengan aliansi tersebut.
Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei 2022.
Rusia memperingatkan keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO menjadi ancaman bagi keamanan nasional Moskow.
(sya)
tulis komentar anda