Cerita di Balik Dokumenter Putri Kerajaan Arab Saudi Dieksekusi karena Zina
Selasa, 10 Mei 2022 - 15:42 WIB
Kisah tragis itu memikat Antony Thomas, pembuat film Inggris berusia 37 tahun, yang mulai membuat film dokumenter tentang kematian sang putri Saudi.
Kisah pertama yang diyakini Thomas datang dari seorang teman yang baru-baru ini menghadiri pesta makan malam di London yang diselenggarakan oleh salah satu tokoh paling berpengaruh di Kerajaan Saudi.
Tuan rumah pesta diduga memberi tahu tamunya bahwa Putri Mishaal telah menolak untuk memenuhi persyaratan kontrak pernikahan dengan seorang pria yang dipilih untuknya oleh keluarga kerajaan.
Sebaliknya, dia telah membujuk Mohammad bin Abdulaziz al Saud—kakeknya dan kakak laki-laki Raja Khalid—untuk mengizinkannya belajar di Beirut.
Calon suaminya, menurut kisah itu, tidak punya pilihan selain mengikuti keputusan kakeknya yang kuat.
Di Beirut, Mishaal seolah-olah terinspirasi oleh sosialisme Arab, feminisme, dan keponakan duta besar Saudi, yang menjadi cinta dalam hidupnya.
Keduanya memamerkan hubungan mereka di depan umum, yang membuat sang putri segera dipanggil pulang ke kerajaan.
Di sanalah sang putri mengaku melakukan perzinaan tiga kali di depan pengadilan. Dia dikecam bersama kekasihnya dan dihukum mati.
Versi cerita ini juga bergema dengan wanita yang ditemui Thomas di seluruh dunia Arab, beberapa di antaranya bisa berhubungan dengan seorang putri yang lebih baik mati daripada hidup sebagai tahanan dalam keluarganya sendiri.
Tetapi ketika pembuat film menggali lebih dalam, dia tidak dapat menemukan jejak pendaftaran universitas di Beirut oleh Putri Mishaal atau melacak siapa pun yang secara pribadi mengenalnya di sana.
Kisah pertama yang diyakini Thomas datang dari seorang teman yang baru-baru ini menghadiri pesta makan malam di London yang diselenggarakan oleh salah satu tokoh paling berpengaruh di Kerajaan Saudi.
Tuan rumah pesta diduga memberi tahu tamunya bahwa Putri Mishaal telah menolak untuk memenuhi persyaratan kontrak pernikahan dengan seorang pria yang dipilih untuknya oleh keluarga kerajaan.
Sebaliknya, dia telah membujuk Mohammad bin Abdulaziz al Saud—kakeknya dan kakak laki-laki Raja Khalid—untuk mengizinkannya belajar di Beirut.
Calon suaminya, menurut kisah itu, tidak punya pilihan selain mengikuti keputusan kakeknya yang kuat.
Di Beirut, Mishaal seolah-olah terinspirasi oleh sosialisme Arab, feminisme, dan keponakan duta besar Saudi, yang menjadi cinta dalam hidupnya.
Keduanya memamerkan hubungan mereka di depan umum, yang membuat sang putri segera dipanggil pulang ke kerajaan.
Di sanalah sang putri mengaku melakukan perzinaan tiga kali di depan pengadilan. Dia dikecam bersama kekasihnya dan dihukum mati.
Versi cerita ini juga bergema dengan wanita yang ditemui Thomas di seluruh dunia Arab, beberapa di antaranya bisa berhubungan dengan seorang putri yang lebih baik mati daripada hidup sebagai tahanan dalam keluarganya sendiri.
Tetapi ketika pembuat film menggali lebih dalam, dia tidak dapat menemukan jejak pendaftaran universitas di Beirut oleh Putri Mishaal atau melacak siapa pun yang secara pribadi mengenalnya di sana.
tulis komentar anda