Kedubes Rusia: Pasukan Kami Tak Pakai Rudal Tochka U
Sabtu, 09 April 2022 - 21:45 WIB
JAKARTA - Dua rudal jenis Tochka U dilaporkan menghantam stasiun kereta api (KA) di Kramatorsk, Donetsk, Ukraina timur, menewaskan 50 orang termasuk lima anak. Rusia membantah tudingan sebagai pelaku serangan dan menuding balik Ukraina yang melakukannya.
Terkait serangan di Kota Kramatorsk, Kedubes Ukraina di Jakarta menyatakan, ada dua hal sederhana yang menjelaskan mengapa Ukrainalah yang sebenarnya menyerang kota itu, bukan Rusia.
“Pertama, pasukan Rusia tidak menggunakan senjata yang dipakai, yaitu rudal “Tochka U,” sebut pernyataan Kedubes Rusia, dalam rilis yang diterima Sindonews.
“Kedua, seperti kebanyakan rudal sejenis, rudal Tochka U memiliki bagian ekor dan kepala. Bagian ekor rudal selalu jatuh sedikit sebelum tujuan serangan, sedangkan bagian kepala jatuh langsung pada tujuannya,” lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga menyertakan foto di mana “ekor” dan “kepala” rudal jatuh. Dari situ bisa dipahami lintasan dan arah dari mana rudal itu diluncurkan. Kemudian, jangkauan rudal Tochka U kira-kira 120 km.
“Informasi ini memungkinkan kita untuk mendeteksi lokasi peluncuran rudal dan itu berasal dari wilayah yang dikontrol Ukraina, bukan Rusia. Provokosi mengerikan yang sekali lagi bertujuan untuk menyalahkan Rusia ini berakar dari strategi oposisi militer Suriah,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyebutkan, semakin pasukan Rusia sukses, semakin banyak provokosi yang muncul. “Tujuannya hanya satu: menghalangi kemajuan pasukan Rusia selanjutnya. Di sinilah kita juga harus mengerti konteks apa yang sekarang terjadi di Donbass,” jelasnya.
Menurut Kedubes Rusia, Ukraina telah membawa lebih dari setengah pasukan mereka ke Donbass. Pada saat yang sama, makin banyak objek-objek militer yang menyuplai pasukan Ukraina dengan bensin, amunisi, dan infrastruktur lain dihancurkan.
“Kiev sangat mengerti kekalahan di Donbass yang makin nyata akan menyelesaikan operasi militer Rusia di Ukraina dengan sukses. Oleh karena itu Ukraina sedang melakukan bermacam-macam provokasi, termasuk pembunuhan warga sipil pada wilayah yang mereka kontrol sendiri untuk menyalahkan Rusia,” ungkapnya.
Menurut pihak Rusia, tujuan serangan Ukraina di Kramatorsk untuk menggagalkan evakuasi dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia sebagaimana yang sering mereka perbuat di kota-kota yang lain, misalnya di Mariupol.
“Pada bulan Maret, kita semua sudah menyaksikan serangan serupa dengan rudal Tochka U di Donetsk. Sayangnya kebanyakan media memilih untuk tidak meliput serangan tersebut. Media Barat juga begitu, bahkan ada beberapa media (misalnya La Stampa dari Italia) yang mengeklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh pasukan Rusia,” urai pernyataan tersebut.
Terkait serangan di Kota Kramatorsk, Kedubes Ukraina di Jakarta menyatakan, ada dua hal sederhana yang menjelaskan mengapa Ukrainalah yang sebenarnya menyerang kota itu, bukan Rusia.
“Pertama, pasukan Rusia tidak menggunakan senjata yang dipakai, yaitu rudal “Tochka U,” sebut pernyataan Kedubes Rusia, dalam rilis yang diterima Sindonews.
“Kedua, seperti kebanyakan rudal sejenis, rudal Tochka U memiliki bagian ekor dan kepala. Bagian ekor rudal selalu jatuh sedikit sebelum tujuan serangan, sedangkan bagian kepala jatuh langsung pada tujuannya,” lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga menyertakan foto di mana “ekor” dan “kepala” rudal jatuh. Dari situ bisa dipahami lintasan dan arah dari mana rudal itu diluncurkan. Kemudian, jangkauan rudal Tochka U kira-kira 120 km.
“Informasi ini memungkinkan kita untuk mendeteksi lokasi peluncuran rudal dan itu berasal dari wilayah yang dikontrol Ukraina, bukan Rusia. Provokosi mengerikan yang sekali lagi bertujuan untuk menyalahkan Rusia ini berakar dari strategi oposisi militer Suriah,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyebutkan, semakin pasukan Rusia sukses, semakin banyak provokosi yang muncul. “Tujuannya hanya satu: menghalangi kemajuan pasukan Rusia selanjutnya. Di sinilah kita juga harus mengerti konteks apa yang sekarang terjadi di Donbass,” jelasnya.
Menurut Kedubes Rusia, Ukraina telah membawa lebih dari setengah pasukan mereka ke Donbass. Pada saat yang sama, makin banyak objek-objek militer yang menyuplai pasukan Ukraina dengan bensin, amunisi, dan infrastruktur lain dihancurkan.
“Kiev sangat mengerti kekalahan di Donbass yang makin nyata akan menyelesaikan operasi militer Rusia di Ukraina dengan sukses. Oleh karena itu Ukraina sedang melakukan bermacam-macam provokasi, termasuk pembunuhan warga sipil pada wilayah yang mereka kontrol sendiri untuk menyalahkan Rusia,” ungkapnya.
Menurut pihak Rusia, tujuan serangan Ukraina di Kramatorsk untuk menggagalkan evakuasi dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia sebagaimana yang sering mereka perbuat di kota-kota yang lain, misalnya di Mariupol.
“Pada bulan Maret, kita semua sudah menyaksikan serangan serupa dengan rudal Tochka U di Donetsk. Sayangnya kebanyakan media memilih untuk tidak meliput serangan tersebut. Media Barat juga begitu, bahkan ada beberapa media (misalnya La Stampa dari Italia) yang mengeklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh pasukan Rusia,” urai pernyataan tersebut.
(esn)
tulis komentar anda