Pasca Serangan Stasiun KA, Ukraina Desak Warga Sipil Melarikan Diri

Sabtu, 09 April 2022 - 18:00 WIB
loading...
Pasca Serangan Stasiun KA, Ukraina Desak Warga Sipil Melarikan Diri
Pasca Serangan Stasiun KA, Ukraina Desak Warga Sipil Melarikan Diri. FOTO/Reuters
A A A
LVIV - Ukraina pada Sabtu (9/4/2022) meminta warga sipil di wilayah Luhansk timur untuk melarikan diri dari penembakan Rusia , setelah para pejabat mengatakan lebih dari 50 warga sipil yang mencoba mengungsi dengan kereta api dari wilayah tetangga tewas dalam serangan rudal.

Sirene serangan udara terdengar di sebagian besar timur Ukraina pada Sabtu pagi, kata para pejabat, ketika Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mendesak orang-orang dalam pidato yang disiarkan televisi untuk pergi, saat Rusia mengumpulkan pasukan untuk melakukan serangan.



Presiden Volodymyr Zelenskiy menyerukan "tanggapan global yang tegas" terhadap serangan rudal hari Jumat di sebuah stasiun kereta api yang penuh dengan wanita, anak-anak dan orang tua di Kramatorsk, di wilayah Donetsk. Walikota kota, yang memperkirakan 4.000 orang berkumpul di sana pada saat itu, mengatakan sedikitnya 52 orang tewas.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, Moskow sedang mempersiapkan dorongan untuk mencoba mendapatkan kendali penuh atas wilayah Donbas timur Donetsk dan Luhansk yang sebagian dikuasai oleh separatis yang didukung Moskow sejak 2014, setelah menarik pasukan dari wilayah Kiev.

Kementerian pertahanan Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal yang menghantam stasiun itu hanya digunakan oleh militer Ukraina dan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada hari Jumat.



“Semua pernyataan pihak berwenang Ukraina tentang serangan itu adalah ‘provokasi’,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

Serangan Rusia, yang telah berlangsung lebih dari enam minggu, telah memaksa lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan, membuat seperempat populasi kehilangan tempat tinggal, dan mengubah kota menjadi puing-puing.

Kremlin mengatakan pada hari Jumat bahwa apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangga selatan Rusia dapat berakhir di masa mendatang dengan tujuannya dicapai melalui kerja oleh militer Rusia dan perunding perdamaian.

(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)