Media AS: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Tak Peduli Masalah Palestina
loading...
A
A
A
RIYADH - The Atlantic, majalah yang berbasis di Amerika Serikat (AS), melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah berterus terang bahwa dirinya secara pribadi tidak peduli tentang masalah Palestina.
Menurut laporan tersebut, Pangeran Mohammed bin Salman menyampaikan sikap pribadinya itu kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Diterbitkan pada Rabu lalu, laporan majalah itu memberikan gambaran tentang 11 bulan upaya negosiasi Washington di wilayah tersebut setelah pecahnya perang di Gaza, dengan mengutip "dua lusin peserta di tingkat pemerintahan tertinggi di Amerika dan di seluruh Timur Tengah".
Dinyatakan bahwa selama kunjungan ke Arab Saudi pada bulan Januari, Blinken dan Pangeran Mohammed bin Salman bertemu di kota al-Ula di Arab Saudi untuk membahas prospek kerajaan tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel di tengah perang Zionis yang sedang berlangsung di Gaza.
Beberapa bulan sebelumnya, Riyadh tampak membuat kemajuan dalam menjalin hubungan dengan Israel selama diskusi yang dipimpin AS, yang kemudian digagalkan oleh pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Jika kesepakatan normalisasi benar-benar terjadi, Putra Mahkota Arab Saudi menyampaikan kepada Blinken keinginannya untuk ketenangan di Gaza.
Menurut The Atlantic, Blinken menanyakan apakah Arab Saudi dapat menoleransi Israel yang secara berkala memasuki kembali wilayah tersebut untuk menyerang Jalur Gaza yang terkepung.
“Mereka dapat kembali dalam enam bulan, setahun, tetapi tidak setelah saya menandatangani sesuatu seperti ini,” jawab Mohammed bin Salman.
“Tujuh puluh persen populasi saya lebih muda dari saya,” lanjut putra Raja Salman tersebut kepada Blinken.
Menurut laporan tersebut, Pangeran Mohammed bin Salman menyampaikan sikap pribadinya itu kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Diterbitkan pada Rabu lalu, laporan majalah itu memberikan gambaran tentang 11 bulan upaya negosiasi Washington di wilayah tersebut setelah pecahnya perang di Gaza, dengan mengutip "dua lusin peserta di tingkat pemerintahan tertinggi di Amerika dan di seluruh Timur Tengah".
Dinyatakan bahwa selama kunjungan ke Arab Saudi pada bulan Januari, Blinken dan Pangeran Mohammed bin Salman bertemu di kota al-Ula di Arab Saudi untuk membahas prospek kerajaan tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel di tengah perang Zionis yang sedang berlangsung di Gaza.
Beberapa bulan sebelumnya, Riyadh tampak membuat kemajuan dalam menjalin hubungan dengan Israel selama diskusi yang dipimpin AS, yang kemudian digagalkan oleh pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Jika kesepakatan normalisasi benar-benar terjadi, Putra Mahkota Arab Saudi menyampaikan kepada Blinken keinginannya untuk ketenangan di Gaza.
Menurut The Atlantic, Blinken menanyakan apakah Arab Saudi dapat menoleransi Israel yang secara berkala memasuki kembali wilayah tersebut untuk menyerang Jalur Gaza yang terkepung.
“Mereka dapat kembali dalam enam bulan, setahun, tetapi tidak setelah saya menandatangani sesuatu seperti ini,” jawab Mohammed bin Salman.
“Tujuh puluh persen populasi saya lebih muda dari saya,” lanjut putra Raja Salman tersebut kepada Blinken.