Nasrallah Dibunuh Israel, Hashem Safieddine Calon Pemimpin Baru Hizbullah

Minggu, 29 September 2024 - 05:29 WIB
loading...
Nasrallah Dibunuh Israel,...
Hashem Safieddine, calon pemimpin baru Hizbullah pengganti Hassan Nasrallah. Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, Jumat. Foto/Kantor Media Hizbullah
A A A
BEIRUT - Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, telah tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut. Sosok Hashem Safieddine muncul sebagai calon pemimpin baru kelompok tersebut.

Hizbullah telah mengonfirmasi bahwa Nasrallah, yang memimpin kelompok tersebut selama 32 tahun, telah tewas dalam serangan militer Zionis Israel hari Jumat. Kini mereka menghadapi tantangan untuk memilih pemimpin baru setelah pukulan terberat yang pernah dihadapi kelompok tersebut dalam sejarahnya yang berusia 42 tahun.

Berikut adalah beberapa fakta tentang Safieddine, yang menurut sumber internal kelompok tersebut selamat dari serangan udara Israel.



Sebagai kepala dewan eksekutif, Safieddine mengawasi urusan politik Hizbullah. Dia juga duduk di Dewan Jihad, yang mengelola operasi militer kelompok tersebut.

Mengutip laporan Reuters, Minggu (29/9/2024), Safieddine adalah sepupu Nasrallah. Sama seperti Nasrallah, dia adalah seorang ulama yang mengenakan sorban hitam yang dianggap sebagai simbol garis keturunan dari Nabi Muhammad.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menetapkan Safieddine sebagai teroris pada tahun 2017 dan pada bulan Juni dia mengancam akan melakukan eskalasi besar terhadap Israel setelah terbunuhnya komandan Hizbullah lainnya. "Biarkan (musuh) mempersiapkan diri untuk menangis dan meratap," katanya di sebuah pemakaman.

Pernyataan publik Safieddine sering kali mencerminkan sikap militan Hizbullah dan keberpihakannya pada perjuangan Palestina.

Pada acara baru-baru ini di Dahiyeh, benteng Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, dia menyatakan: "Sejarah kami, senjata kami, dan roket kami bersama Anda,” sebagai bentuk solidaritas dengan para pejuang Palestina.

“Nasrallah mulai menyusun posisi untuknya di berbagai dewan yang berbeda di dalam Hizbullah Lebanon. Beberapa di antaranya lebih tidak transparan daripada yang lain. Mereka menyuruhnya datang, keluar, dan berbicara,” kata Phillip Smyth, seorang pakar yang mempelajari milisi Muslim Syiah yang didukung Iran tersebut.

Hubungan keluarga Safieddine dan kemiripan fisiknya dengan Nasrallah, serta status agamanya sebagai keturunan Nabi Muhammad, semuanya akan menguntungkannya.

Dia juga vokal dalam mengkritik kebijakan AS. Menanggapi tekanan Amerika terhadap Hizbullah, dia menyatakan pada tahun 2017: “Pemerintahan AS yang gila dan terhambat mental ini yang dipimpin oleh [Donald] Trump tidak akan mampu merusak perlawanan,” menegaskan bahwa tindakan seperti itu hanya akan memperkuat tekad Hizbullah.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)