Ukraina Terima Tank dari Ceko dalam Pengiriman Pertama
Rabu, 06 April 2022 - 13:04 WIB
PRAHA - Ceko telah memasok Ukraina dengan tank T-72M yang dimodernisasi, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ).
Negara Eropa Tengah itu juga dilaporkan telah memasok Kiev dengan artileri howitzer dan kendaraan tempur infanteri BMP-1 buatan Soviet.
Pasokan itu didanai pemerintah Ceko dan beberapa donor swasta, yang bergabung dengan kampanye crowdfunding yang didukung pemerintah.
Negara-negara barat telah memasok Ukraina dengan senjata, amunisi dan bahan bakar hampir sejak dimulainya operasi militer Rusia di sana pada akhir Februari.
Sebagian besar pengiriman termasuk rudal anti-tank dan rudal anti-udara portabel serta senjata ringan.
Australia mengatakan awal pekan ini telah menerbangkan kendaraan lapis baja Bushmaster ke Eropa untuk menyerahkannya ke Ukraina.
Media Jerman juga sebelumnya melaporkan Berlin memberi lampu hijau pengiriman howitzer self-propelled Jerman ke Ukraina oleh beberapa negara Eropa lainnya.
Negara-negara anggota NATO di Eropa Tengah dan Timur juga prihatin dengan fakta bahwa mereka hampir tidak dapat memasok kebutuhan Ukraina karena tentara Ukraina menggunakan persenjataan sebanyak yang mereka terima dari negara-negara barat dalam sepekan, seperti yang dikatakan seorang pejabat Polandia yang tidak disebutkan namanya dalam percakapan dengan WSJ.
“Beberapa negara Eropa seperti Slovenia, yang sangat ingin mendukung Ukraina, hampir kehabisan stok mereka sendiri,” ungkap laporan WSJ.
Sekarang, Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa mengatakan bahwa sekutu barat negaranya tidak terburu-buru mengisi kembali persediaan ini.
"Sayangnya, cadangan kami habis dan sekarang kami mencoba mengganti peralatan ... dengan pengiriman baru dari AS," ujar dia.
Dia menambahkan "semua prosedur lambat" dan hanya dipercepat setelah laporan dari kota Bucha di Ukraina, di mana Kiev telah mengklaim warga sipil dibunuh pasukan Rusia.
Moskow telah membantah semua tuduhan tersebut dan menuduh pihak berwenang Ukraina meluncurkan kampanye berita palsu untuk mendiskreditkan upaya militer Rusia.
Sekarang, menurut WSJ, pemerintah Eropa Tengah, termasuk Republik Ceko, sedang mempertimbangkan kemungkinan menawarkan fasilitas mereka ke Ukraina untuk memperbaiki peralatan militernya yang rusak.
“Jika perang akan semakin lama, peralatan perang yang rusak perlu diservis,” ungkap seorang pejabat Kementerian Pertahanan Ceko mengatakan kepada WSJ.
Dia menambahkan, “Rumah perbaikan Ukraina 100% sibuk, dan mereka meminta sekutu terdekat lainnya untuk membantu mereka dengan perbaikan.”
Sebelumnya, Rusia telah memperingatkan bahwa mereka akan mempertimbangkan pengiriman senjata ke Ukraina sebagai target militer yang sah tetapi sejauh ini tidak pernah menargetkan konvoi senjata di luar wilayah Ukraina.
Rusia belum mengomentari tanggapan potensial ke negara-negara Eropa yang menyediakan depot perbaikan peralatan mereka ke Ukraina.
Negara Eropa Tengah itu juga dilaporkan telah memasok Kiev dengan artileri howitzer dan kendaraan tempur infanteri BMP-1 buatan Soviet.
Pasokan itu didanai pemerintah Ceko dan beberapa donor swasta, yang bergabung dengan kampanye crowdfunding yang didukung pemerintah.
Negara-negara barat telah memasok Ukraina dengan senjata, amunisi dan bahan bakar hampir sejak dimulainya operasi militer Rusia di sana pada akhir Februari.
Sebagian besar pengiriman termasuk rudal anti-tank dan rudal anti-udara portabel serta senjata ringan.
Australia mengatakan awal pekan ini telah menerbangkan kendaraan lapis baja Bushmaster ke Eropa untuk menyerahkannya ke Ukraina.
Media Jerman juga sebelumnya melaporkan Berlin memberi lampu hijau pengiriman howitzer self-propelled Jerman ke Ukraina oleh beberapa negara Eropa lainnya.
Negara-negara anggota NATO di Eropa Tengah dan Timur juga prihatin dengan fakta bahwa mereka hampir tidak dapat memasok kebutuhan Ukraina karena tentara Ukraina menggunakan persenjataan sebanyak yang mereka terima dari negara-negara barat dalam sepekan, seperti yang dikatakan seorang pejabat Polandia yang tidak disebutkan namanya dalam percakapan dengan WSJ.
“Beberapa negara Eropa seperti Slovenia, yang sangat ingin mendukung Ukraina, hampir kehabisan stok mereka sendiri,” ungkap laporan WSJ.
Sekarang, Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa mengatakan bahwa sekutu barat negaranya tidak terburu-buru mengisi kembali persediaan ini.
"Sayangnya, cadangan kami habis dan sekarang kami mencoba mengganti peralatan ... dengan pengiriman baru dari AS," ujar dia.
Dia menambahkan "semua prosedur lambat" dan hanya dipercepat setelah laporan dari kota Bucha di Ukraina, di mana Kiev telah mengklaim warga sipil dibunuh pasukan Rusia.
Moskow telah membantah semua tuduhan tersebut dan menuduh pihak berwenang Ukraina meluncurkan kampanye berita palsu untuk mendiskreditkan upaya militer Rusia.
Sekarang, menurut WSJ, pemerintah Eropa Tengah, termasuk Republik Ceko, sedang mempertimbangkan kemungkinan menawarkan fasilitas mereka ke Ukraina untuk memperbaiki peralatan militernya yang rusak.
“Jika perang akan semakin lama, peralatan perang yang rusak perlu diservis,” ungkap seorang pejabat Kementerian Pertahanan Ceko mengatakan kepada WSJ.
Dia menambahkan, “Rumah perbaikan Ukraina 100% sibuk, dan mereka meminta sekutu terdekat lainnya untuk membantu mereka dengan perbaikan.”
Sebelumnya, Rusia telah memperingatkan bahwa mereka akan mempertimbangkan pengiriman senjata ke Ukraina sebagai target militer yang sah tetapi sejauh ini tidak pernah menargetkan konvoi senjata di luar wilayah Ukraina.
Rusia belum mengomentari tanggapan potensial ke negara-negara Eropa yang menyediakan depot perbaikan peralatan mereka ke Ukraina.
(sya)
tulis komentar anda