AS Peringatkan Terobosan Nuklir China Ubah Keseimbangan Keamanan Global
loading...

Kendaraan militer membawa rudal hipersonik DF-17 melintasi Lapangan Tiananmen, China, pada 1 Oktober 2019. Foto/REUTERS/Thomas Peter
A
A
A
WASHINGTON - China berada di ambang membuat terobosan dalam kemampuan senjata nuklirnya yang akan menjadi perubahan besar dalam keseimbangan keamanan global.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Komando Strategis Amerika Serikat (AS) Laksamana Charles Richard dalam kesaksian yang disiapkan untuk dengar pendapat di Capitol Hill.
Bloomberg melaporkan pada Senin (4/4/2022) bahwa pejabat itu dijadwalkan bertemu dengan subkomite Alokasi Pertahanan DPR AS pada sidang tertutup pada Selasa.
Baca juga: Kekuatan Militer China Bikin Ketar-ketir, AUKUS Bakal Kembangkan Rudal Hipersonik
“Ekspansi menakjubkan China dari persenjataan nuklir strategisnya berarti risiko yang meningkat dengan cepat ke Washington,” ungkap Richard.
Baca juga: Stoltenberg: NATO Akan Menargetkan China
Laksamana itu secara khusus mengacu pada uji peluncur hipersonik yang diluncurkan rudal balistik antarbenua yang dilakukan Beijing pada Juli 2021.
Baca juga: Gedung Putih Umumkan Program Rudal Hipersonik dengan Australia dan Inggris
Operasi tersebut membuat kendaraan hipersonik terbang sekitar 40.000 kilometer selama lebih dari 100 menit, menurut kesaksian itu.
“Itu adalah jarak terjauh dan waktu penerbangan terlama dari sistem senjata serangan darat mana pun dari negara mana pun hingga saat ini,” ungkap dia.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Komando Strategis Amerika Serikat (AS) Laksamana Charles Richard dalam kesaksian yang disiapkan untuk dengar pendapat di Capitol Hill.
Bloomberg melaporkan pada Senin (4/4/2022) bahwa pejabat itu dijadwalkan bertemu dengan subkomite Alokasi Pertahanan DPR AS pada sidang tertutup pada Selasa.
Baca juga: Kekuatan Militer China Bikin Ketar-ketir, AUKUS Bakal Kembangkan Rudal Hipersonik
“Ekspansi menakjubkan China dari persenjataan nuklir strategisnya berarti risiko yang meningkat dengan cepat ke Washington,” ungkap Richard.
Baca juga: Stoltenberg: NATO Akan Menargetkan China
Laksamana itu secara khusus mengacu pada uji peluncur hipersonik yang diluncurkan rudal balistik antarbenua yang dilakukan Beijing pada Juli 2021.
Baca juga: Gedung Putih Umumkan Program Rudal Hipersonik dengan Australia dan Inggris
Operasi tersebut membuat kendaraan hipersonik terbang sekitar 40.000 kilometer selama lebih dari 100 menit, menurut kesaksian itu.
“Itu adalah jarak terjauh dan waktu penerbangan terlama dari sistem senjata serangan darat mana pun dari negara mana pun hingga saat ini,” ungkap dia.
Lihat Juga :